TUJUAN HIDUP YANG MENGAGUMKAN
TUJUAN
HIDUP YANG MENGAGUMKAN
Selama
tujuan hidup kita hanyalah Allah, dan selagi impian kita hanya mencapai
keridhaan-Nya, pasti kita akan selalu bahagia dan pasti tidak akan gundah
gulana.
Meski
kita sakit bertahu-tahun, meski mengalami cobaan beruntun dan meski dicurigai
banyak orang, tenang saja.
Ini
dia, ‘Umar bin Abdul Aziz yang tetap tenang meski ditinggal mati tiga orang
terkasihnya. Dia ditinggal mati anak lelaki tercintanya, salah satu pembantu
terkasihnya,dan salah satu saudarnya. Dia tetap tenang.
Al-Fadhl
bin ar-Rabi berkata;
“Aku belum pernah meliaht seorang pun yang mengalami
nasib sepertimu, wahai Amirul Mukminin. Aku pun tidak pernah melihat seorang saudara
sebaik saudaramu, aku pun tidak pernah melihat pembantu sebaik pembantumu atau
anak lelaki sebaik anak lelakimu.” Dengan tenang ‘Umar bin Abdul Aziz menjawab,
“Tidak usah begitu Demi Dzat yang menaqdirkan kematian mereka, Aku tidak suka
da seseorang yang tidak menginginkan terjadi padahal sudah ditaqdirkan Allah.”
Begitulah
sikap ‘Umar bun Abdul Aziz, karena tujuannya hanyalah Allah, dan harapannya
hanyalah mencapai keridhaannya.
Ini
dia sosok yang lain, yaitu Shafia, bibi Rasulullah ketika diketahui bahwa
Hamzah, saudaranya mati syahid pada perang Uhud dengan mayat yang tercabik-cabik.
Sahfia
bergegas pergi kemedan perang untuk melihat mayat Hamzah. Akan tetapi
Rasulullah mengutus Zubair, yaitu anak Shafia untuk membawa ibunya kembali
pulang ke rumah agar tidak melihat mayat Hamzah yang buntung teling dan
hidungnya, serta bagian perut yang tercabik-cabik. Dalam ketegaran seorang
muslimah sejati, Shafia berkata lantang “mengapa Rasulullah melarangku, sedang
dia telah memberitahuku kalau Hamzah saudaraku mati tercabik-cabik di jalan
Allah? Sungguh, kita telah rela atas semua yang terjadi. Insya Allah aku akan
menjaga diri dan bersabar.” Lalu dengan tenang Shafia meliaht mayat Hamzah,
menyalatinya, kemudian kembali pulang dan memintakan ampun bagi Hamzah.
Ada
sosok wanita lain disuku Dinar yang begitu tegar ketika ditinggal mati suami,
ayah dan saudaranya dalam perang Uhud. Ketika diberitahukan kabar duka
tersebut, dengan tenang dia bertanya, “Lantas, bagaimana keadaan
Rasulullah?” Orang menjawab, “Baik. Alahmdulillah. Rasulullah selalu
berbuat baik seperti yang engkau suka.” “Kalau begitu, biarkan aku melihat
Rasulullah,” kata wanita itu. Setelah meliaht Rasulullah, di berkata, “Sungguh,
setelah melihatmu, semua musibah terlihat kecil, wahai Rasulullah.”
Wanita
tersebut menganggap enteng semua bencana dan derita. Sebab dia hidup hanya demi
mencapai keridhaan Allah dan menaati pemimpin terkasihnya.
*******
ditukil dari Khalid 'Umar 'Abdurrahman
ad-Dusuqi, Bawaits as-Surur, Maghfirah Pustaka Jakarta
Wallahu ‘alam [kisah inspiratif]
Category: Kisah Inspiratif, Motivasi, Recent Post
0 komentar