SELAMAT DATANG BENCANA DAN MUSIBAH
SELAMAT
DATANG BENCANA DAN MUSIBAH
Seseorang
yang tujuan hidupnya adalah Allah, yang harapannya hanya memperoleh ridha
Allah, dan tidak pernah takut kepada selain Allah, tidak akan gentar oleh
musibah atau takut dengan bencana. Bahkan, dia akan melawan semua kesulitan dan
menerima segala yang ada tanpa keraguan. Orang seperti itu memiliki prinsip
bahwa “menderita karena berjuang di jalan Allah sungguh sangat nimat”. Dia juga
memiliki syair yang sangat indah;
Orang-orang melihat sekelilingku ada
banyak duri
Tapi yang kulihat mawar harum mewangi
Dan sumber air bumi
Serta cahaya dan sinar hati,
Sebab, aku mengikuti Nabi
Yang memberi petunjuk dunia ini.
Lelaki
yang memiliki tujuan pasti seperti dibawah ini bercerita kepada kita;
Aku terus berjalan
Meski hanya melihat lorong sempit tak
karuan
Yang ada hanya gulita
Wajah fajar nan pekat tanpa cahaya
Da semua tampak sirna
Terbanyang pintu-pintu raja di depan
mata
Kamu celaka! Kamu celaka!
Tapi aku tetap berjalan
Dan lukaku menangis lucu
Sedang air mata tertawa
Karena tangis luka yang jenaka.
Sekarang
kita simak kisah yang akan diceritakan oleh Sahabat Sa’ad bin Abi Waqas yang
ketika perang uhud bersama ‘Abdullah bin Jahsy.
Waktu
itu, ‘Abdullah bin Jahsy bertanya, “Apakah engkau tidak berdo’a kepada
Allah?”
Lalu
aku berdo’a,
“Ya Allah, pertemukan aku dengan tentara yang sangat kuat
perkasa, lalu kami saling serang dan aku memenangkan nya, kemudian merampas apa
yang dia bawa.”
‘Abdullah
bin Jahsy mengamini do’aku.
Lalu
giliran ‘Abdullah bin Jahsy berdo’a.
“Ya Allah pertemukan aku dengan lelaki yang gagah
perkasa, lalu kami saling serang dan dia menawanku kemudian memotong hidung dan
telingaku. Dengan begitu, ketika aku menemani-Mu esok hari, Engkau bertanya,
“Mengapa idung dan telingmu buntung? Aku dengan bangga akan menjawab, “Karena
membela-Mu dan membela Rasul-Mu.” Lalu engkau pun berfirman, Engkau benar. Dan
engkau pun memasukanku kedalam surga.”
Saad
bin Abi Waqas berkata kepada orang yang mendengarkan disekelilingnya;
“Ketahuilah anak-anakku, sungguh, do’a
‘Abdullah bin Jahsy waktu itu lebih baik dari do’aku. Ketika petang hari, aku
benar-benar melihat hidung dan telinganya tergantung di atas pagar.”
******
ditukil dari Khalid 'Umar 'Abdurrahman
ad-Dusuqi, Bawaits as-Surur, Maghfirah Pustaka Jakarta
Wallahu ‘Alam [Kisah Inspiratif]
Category: Kisah Inspiratif, Recent Post
0 komentar