AMALAN YANG MENYELAMATKAN MANUSIA
Islam
sangat memperhatikan salah satu Naluri dari setiap manusia, yaitu motivasi (dorongan)
yang akan membangkitkan semangat dalam melaksanakan suatu perkara. Karena diakui
atau tidak salah satu hal yang membuat manusia melaksanakan suatu perkata (kebaikan-keburukan),
ada suatu hal yang ingin diraihnya. Bagi setiap muslim tentu yang yang paling
utama yang ingin diraih ketika melaksanakan kebiakan adalah mendapatkan
Ridha/Kasish sayang Allah. Akan Allah pasti akan membuat suatu kebaikan/hikmah
ketika Dia memerintahkan sesuatu, slaah satunya contohnya adalah sebagaimana
yang disabdakan oleh Rsulullah yang tertuang dalam Kitab hadits al-Arba’in
an-Nawawiyyah dalam hadits ke-23, mari kita simak bersama hadits tersebut:
عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ،
وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ – أَوْ تَمْلآنِ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ،
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ
النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا [رواه مسلم]
Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy'ari radhiyallahu
'anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
‘Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan,
(bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di
antara langit dan bumi. Shalat itu adalah nur, shadaqah adalah pembela, sabar
adalah cahaya, dan Al-Qur'an menjadi pembela kamu atau musuh kamu. Setiap
manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat
menyelamatkannya atau mencelakakannya”. [Muslim no. 223]
Penjelasan
Hadits
Hadits
ini memuat salah satu pokok Islam dan memuat salah satu dari kaidah penting
Islam dan agama. Adapun yang dimaksud dengan kata “suci” ialah perbuatan
bersuci.
Terdapat
perbedaan pendapat tentang maksud kalimat “suci itu sebagian dari iman” yaitu:
pahala suci merupakan sebagian dari pahala iman, sedangkan yang lain mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan iman di sini adalah shalat, sebagaimana firman Allah
:
“Allah tidak menyia-nyiakan iman (shalat) kamu”.(QS. 2:
143)
Thaharah
atau bersuci merupakan salah satu dari syarat sahnya shalat. Jadi, bersuci
merupakan sebagian pekerjaan shalat. Kata “satrun” tidaklah mesti berarti
betul-betul setengah, sekalipun ada yang berpendapat betul-betul setengah.
Sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “(bacaan) alhamdulillaah memenuhi
timbangan”, maksudnya besar pahalanya memenuhi timbangan orang yang mengucapkannya.
Dalam Al Qur’an dan Sunnah diterangkan tentang timbangan amal, berat dan
ringannya. Begitu juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “(bacaan)
subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara
langit dan bumi”. Hal ini karena besarnya keutamaan ucapan tersebut yang berisi
menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan dan cacat.
Sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Shalat itu adalah nur “ maksudnya ialah
shalat itu mencegah perbuatan maksiat, merintangi perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar, serta menunjukkan ke jalan yang benar, sebagaimana cahaya yang
dijadikan orang sebagai penunjuk jalan. Sebagaian yang lain berpendapat bahwa
yang dimaksudkan, shalat itu kelak akan menjadi petunjuk jalan bagi pelakunya
di hari kiamat. Sedangkan sebagian yang lain lagi berpendapat bahwa shalat
seseorang kelak akan menjadi cahaya yang memancar di wajahnya di hari kiamat,
dan ketika di dunia menjadikan wajah pelakunya cemerlang, yang mana hal ini
tidak diperoleh orang-orang yang tidak shalat. Wallaahu a’lam.
Tentang
sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “ shadaqah adalah pembela ”, pengarang
kitab At Tajrid mengatakan, maksudnya ialah dia akan membutuhkan pembelaan dari
shadaqah (zakat)nya, sebagaimana ia membutuhkan pembelaan dengan berbagai
bukti-bukti yang dapat menyelamatkannya dari hukuman. Seolah-olah seseorang
jika kelak di hari kiamat dimintai tanggung jawab dalam membelanjakan hartanya,
maka shadaqah (zakat)nya dapat menjadi pembela bagi dirinya dalam memberikan
jawaban, misalnya ia berkata : “ Aku gunakan hartaku untuk membayar zakat ”.
Pendapat
yang lain mengatakan bahwa maksudnya ialah shadaqah (zakat)nya menjadi bukti
keimanan pelakunya. Hal ini karena orang munafik tidak mau mengeluarkan zakat
karena tidak meyakininya. Barang siapa yang mengeluarkan zakat, hal itu
menunjukkan kekuatan imannya. Wallaahu a’lam.
Sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “ sabar adalah cahaya ” maksudnya sabar itu
sifat yang terpuji dalam agama, yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan dan dalam
menjauhi kemaksiatan. Demikian juga sabar menghadapi hal yang tidak disenangi
di dunia ini. Maksudnya, sabar itu sifat terpuji yang selalu membuat pelakunya
memperoleh petunjuk untuk mendapatkan kebenaran.
Ibrahim
Al Khawash berkata :
“ Sabar yaitu teguh berpegang kepada Al Qur’an dan Sunnah
”. Ada yang berkata : “ Sabar yaitu teguh menghadapi segala macam cobaan dengan
sikap dan perilaku yang baik ”.
Abu
‘Ali Ad Daqqaq berkata :
“ Sabar yaitu sikap tidak mencela taqdir. Akan tetapi,
sekedar menyatakan keluhan ketika menghadapi cobaan tidaklah dikatakan
menyalahi sifat sabar ”.
Allah
berfirman tentang kasus Nabi Ayyub :
“ Sungguh Kami mendapati dia seorang yang sabar, hamba
yang sangat baik, dan orang yang suka bertobat ”. (QS. Shaad : 44) Padahal Nabi
Ayyub pernah mengeluh dengan berkata : “ Sungguh bencana telah menimpaku dan
Engkau (Ya Allah) adalah Tuhan yang paling berbelas kasih ”. (QS. Al Anbiya’ :
83).
Sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Al Qur’an menjadi pembela kamu atau musuh
kamu” maksudnya jelas, yaitu bermanfaat jika kamu baca dan kamu amalkan,
tetapi jika tidak, akan menjadi musuh kamu.
Sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual
dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau mencelakakannya”
maksudnya setiap orang bekerja untuk dirinya. Ada orang yang menjual dirinya
kepada Allah dengan berbuat ketaatan kepada-Nya sehingga dirinya selamat dari
adzab, seperti Allah firmankan:
“Sungguh Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan
harta mereka, sehingga mereka mendapatkan surga”. (QS. 9 : 111)
Ada
orang yang menjual dirinya kepada setan dan hawa nafsunya dengan mengikuti
bisikan-bisikannya sehingga dirinya menjadi celaka. Ya Allah, berilah kami
taufiq untuk melakukan amal ketaatan kepada-Mu dan jauhkanlah kami sehingga
diri kami dapat terjauh dari perbuatan-perbuatan melawan perintah-Mu.
Pelajaran
yang dapat diambil
1.
Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal shalih dan keta’atan
dan berkurang dengan maksiat dan dosa.
2.
Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.
3. Bersuci
merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan.
4.
Menjaga shalat akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang
muslim terhadap manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan perilakunya,
kewara’annya dan ketakwaannya.
5.
Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya
dimana hal tersebut merupakan pertanda benarnya keimanan.
6.
Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami
seorang muslim karena perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
7.
Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan mentadabburi (merenungkan)
ma’nanya, menga-malkan kandungan-kandungannya karena hal tersebut dapat memberi
syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.
8.
Seorang muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan kepada
Allah ta’ala serta tidak mengabaikannya karena kesibukan lainnya.
Category: Syarah Arba'in Nawawi
0 komentar