KATAKAN BERIMAN DAN ISTIQOMAHLAH !
Satu
kata yang sangat mudah diucapkan akan tetapi sangat sulit untuk di laksanakan
adalah ISTIQOMAH. Istiqomah menurut beberapa pendapat merupakan komitmen diri
terhadap suatu kegiatan atau program dalam mencapai suatu tujuan yang sudah
ditentukan, dalam kata istiqomah terkandung arti konsisten dengan menjalankan
secara terus menerus hal-hal yang baik, dan mengandung arti tahan terhadap
setiap hal yang akan menghalanginya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Istiqomah tidak statis atau monoton tetapi terus bergerak secara dinamis. Satu
kata yang menjadi jawaban Rasulullah ketika ditanya oleh sahabat beliau,
sebagaimana yang tertuang dalam kitab al-Arbain an-Nawawiyyah, dalam hadits
ke-21, mari kita simak sabda Rasulullah:
عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ
الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي
اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ
آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ [رواه مسلم]
Dari Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdullah radhiyallahu anhu, ia berkata : " Aku telah berkata : ‘Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadamu’. Bersabdalah Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Katakanlah : Aku telah beriman kepada Allah, kemudian beristiqamalah kamu’ “. [Muslim no. 38]
Penjelasan
Hadits
Kalimat
“katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tak akan dapat
menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadamu”, maksudnya adalah ajarkanlah
kepadaku satu kalimat yang pendek, padat berisi tentang pengertian Islam yang
mudah saya mengerti, sehingga saya tidak lagi perlu penjelasan orang lain untuk
menjadi dasar saya beramal. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
menjawab : “Katakanlah : ‘Aku telah beriman kepada Allah, kemudian
beristiqamalah kamu’ “. Ini adalah kalimat pendek, padat berisi yang Allah
berikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Dalam
dua kalimat ini telah terpenuhi pengertian iman dan Islam secara utuh. Beliau
menyuruh orang tersebut untuk selalu memperbarui imannya dengan ucapan lisan
dan mengingat di dalam hati, serta menyuruh dia secara teguh melaksanakan
amal-amal shalih dan menjauhi semua dosa. Hal ini karena seseorang tidak
dikatakan istiqamah jika ia menyimpang walaupun hanya sebentar. Hal ini sejalan
dengan firman Allah : “Sesungguhnya mereka yang berkata : Allah adalah Tuhan
kami kemudian mereka istiqamah……”.(QS. Fushshilat : 30)
yaitu
iman kepada Allah semata-mata kemudian hatinya tetap teguh pada keyakinannya
itu dan taat kepada Allah sampai mati.
‘Umar
bin khaththab berkata : “Mereka (para sahabat) istiqamah demi Allah dalam
menaati Allah dan tidak sedikit pun mereka itu berpaling, sekalipun seperti
berpalingnya musang”. Maksudnya, mereka lurus dan teguh dalam melaksanakan
sebagian besar ketaatannya kepada Allah, baik dalam keyakinan, ucapan, maupun
perbuatan dan mereka terus-menerus berbuat begitu (sampai mati). Demikianlah
pendapat sebagian besar para musafir. Inilah makna hadits tersebut, Insya
Allah.
Begitu
pula firman Allah : “Maka hendaklah kamu beristiqamah seperti yang
diperintahkan kepadamu”.(QS. Hud : 112)
Menurut
Ibnu ‘Abbas, tidak satu pun ayat Al Qur’an yang turun kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam yang dirasakan lebih berat dari ayat ini. Oleh karena itu,
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda :
“Aku
menjadi beruban karena turunnya Surat Hud dan sejenisnya”.
Abul
Qasim Al Qusyairi berkata : “Istiqamah adalah satu tingkatan yang menjadi
penyempurna dan pelengkap semua urusan. Dengan istiqamah, segala kebaikan
dengan semua aturannya dapat diwujudkan. Orang yang tidak istiqamah di dalam
melakukan usahanya, pasti sia-sia dan gagal”. Ia berkata pula : “Ada yang
berpendapat bahwa istiqamah itu hanyalah bisa dijalankan oleh orang-orang
besar, karena istiqamah adalah menyimpang dari kebiasaan, menyalahi adat dan
kebiasaan sehari-hari, teguh di hadapan Allah dengan kesungguhan dan kejujuran.
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : ‘Istiqamahlah
kamu sekalian, maka kamu akan selalu diperhitungkan orang’.
Al
Washiti berkata : “Istiqamah adalah sifat yang dapat menyempurnakan kepribadian
seseorang dan tidak adanya sifat ini rusaklah kepribadian seseorang”.
Pelajaran
yang dapat diambil
1.
Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan.
2.
Amal shalih dapat menjaga keimanan
3.
Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan.
4.
Istiqomah merupakan derajat yang tinggi.
5.
Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam menjaga agamanya dan merawat
keimanannya.
6.
Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah
semata hingga mati.
Category: Syarah Arba'in Nawawi
0 komentar