HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
MAKALAH ARTI, HAKIKAT DAN
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Disusun untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing :
Dr.Hilmawati
Disusun oleh : -Asep
Ahmad Rifai : F.1010008, Dani Nur Hidayat:F. 101052, M.Arif : F. 1010114, Syukri Indra : F.1010172
PROGRAM STUDI
KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS STUDI ISLAM (FASTI) UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2011
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap manusia
memerlukan bimbingan agar mendapatkan pendidikan yang baik. Seperti menurut
undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pada pasal
I yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini diperlukan adanya pendidik professional
yaitu guru disekolah-sekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan tinggi.
Diantara pengetahuan-pengetahuan
yang perlu dikuasai guru dan juga calon guru adalah pengetahuan psikologi
terapan dengan pendekatan guru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan
mengajar dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang
ini. Untuk memenuhi kebutuhan akan spikologi terapan dengan pendekatan baru.
Psikologi pendidikan ini disusun dengan harapan dapat member kontribusi yang
berarti dalam memantapkan kualitas potensi calon guru dan guru professional
yang bertugas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini berisi
tentang pembahasan psikologi pendidikan, arti pendidikan dan pengajaran,
hakikat dan hubungan antara pendidikan dan pengajaran.
C. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan
pembahasan, maka makalah ini dibagi ke dalam tiga bab, masing-masing bab
terdiri atas beberapa sub bab.
Bab dua,
pembahasan yang berisikan tentang psikologi pendidikan, arti penting psikologi
pendidikan, dan hakikat dan hubungan antara pendidikan pengajaran.
BAB II PEMBAHASAN
1.MAKNA PENDIDIKAN
DAN PENGAJARAN
1.A.MAKNA
PENDIDIKAN
Akar kata
pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah artinya
memelihara dan memberi latihan (Syah, 1999: 32). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1997: 232), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (proses; perbuatan; cara mendidik). Senada dengan
definisi ini adalah definisi yang disampaikan oleh Ralph W. Tyler, yang
menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses mengubah pola perilaku
manusia. Perilaku di sini dalam pengertian yang luas, yang meliputi pemikiran
dan perasaan. Pendidikan dipandang dengan cara ini adalah ketika sebuah lembaga
pendidikan menghendaki para peserta didik belajar secara mandiri untuk mengidentifikasi
perubahan yang diperlukan dalam pola perilaku para peserta didik (Tyler, 1973:
6).
Pengertian yang
sedikit berbeda adalah pendapat Umberto Sihombing (2002: 10) yang
mendefinisikan pendidikan sebagai proses sosial dalam memanusiakan manusia melalui
pembelajaran yang dilakukan secara sadar, baik secara terencana maupun tidak.
Proses pendidikan bukan hanya apa yang disebut dengan transfer of knowledge,
transfer of value, transfer of skills, namun totalitas kegiatan yang dapat
memanusiakan manusia sehingga menjadi individu yang mampu mengembangkan dirinya
dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupannya.
Ki Hajar Dewantoro
–sebagaimana dikutip oleh Mahfud (2006: 33)– dalam kongres Taman Siswa I tahun
1930 mendefinisikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh
anak. Ketiga hal tersebut tidak boleh
dipisah-pisahkan satu sama lain. Hal ini dimaksudkan untuk memajukan
kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak didik. Oleh karena itu,
fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga
menjadi cakap dan kreatif sekaligus mampu bertanggungjawab dalam berinteraksi,
membangun serta mengembangkan masyarakatnya (Muhaimin, 2003: 43).
Pengertian-pengertian
tersebut di atas mengandung sebuah pemahaman bahwa hakekat pendidikan adalah
seperti apa yang dinyatakan oleh ahli psikologi pendidikan seperti Chaplin,
Tardif, dan Reber, yaitu pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh
yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan pelbagai pengetahuan dan
kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri (Syah, 1999: 35).
1.B. MAKNA
PENGAJARAN
Mengenai istilah
pengajaran, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 14) berasal dari akar
kata ajar, artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(diturut). Kata pengajaran sendiri dalam bahasa Arab disebut dengan ta’lim yang
merupakan derivasi dari kata ‘allama yang berarti mengajar (Munawwir, 1984:
1036). Dalam Kamus Arab – Inggris susunan Elias & Elias, kata-kata
tersebut berarti: to educate; to train; to teach; to instruct, yakni mendidik,
melatih, dan mengajar (Syah, 1999: 33). Menurut Echols & Shadily (2003:
580) to teach berarti mengajarkan sesuatu kepada seseorang.
Pengajaran
merupakan totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan
dan diakhiri dengan evaluasi, yang kemudian diteruskan dengan follow up (tindak
lanjut). Secara lebih jelas dapat dikatakan, pengajaran adalah kegiatan yang
mencakup semua/meliputi seluruh kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk
mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan entry-behavior peserta
didik, menyusun rencana pelajaran, memberikan informasi, bertanya, menilai, dan
seterusnya) (Rohani, 2004: 68)
Berdasarkan uraian
tersebut di atas jelas sekali terdapat benang merah antara “pendidikan” dan
“pengajaran”. Pendidikan merupakan konsep idealnya, sedangkan pengajaran
merupakan konsep operasional dalam rangka pengembangan potensi atau kemampuan
manusia dengan melakukan kegiatan mendidik, melatih atau mengajar. Kata
mengajar di sini berarti memberi pelajaran.
Menurut Paul
Suparno, sebagaimana dikutip oleh Muliawan (2005: 132), mengajar adalah suatu
proses membantu seseorang untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Mengajar
bukanlah mentransfer pengetahuan dari orang yang sudah tahu (guru) kepada yang
belum tahu (peserta didik), melainkan membantu seseorang agar dapat
mengonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatannya terhadap fenomena dan
obyek yang ingin diketahui.
Pengertian yang
lain menyebutkan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik,
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses
belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan
kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar (Fathurrohman &
Sutikno, 2007: 9).
Berdasarkan
arti-arti ini, maka pengajaran dipahami sebagai proses perbuatan, cara mengajar
atau mengajarkan (Syah, 1999: 33). Mengajar di sini bukan hanya memindahkan
pengetahuan dengan hafalan. Mengajar tidak direduksi menjadi mengajar saja,
tetapi mengajar menjadi efektif jika peserta didik “belajar untuk belajar”
(learn to learn) (Freire, 2002 : 27).
2.HAKIKAT DAN
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pengertian ini
secara inplisit menafikan atau menampik kehadiran orang dewasa sbagai
satu-satunya orang yang yang berhak menjadi penyelenggara pendidikan atau
menjadi guru/pendidik.
Konsep “orang
dewasa” sebagai pendidik dan pengajar dalam dunia pendidikan modern ini memang
semakin kabur, apalagi jika dikaitkan dengan pendidikan tinggi atau pendidikan
kedinasan. Para peserta didik dalam institusi-institusi kependidikan tersebut
dapat dikatakan terdiri atas orang-orang dewasas semua, bahkan sebagian di
antaranya ada yang berusia setengah baya. Dalam keadaan demikian, tak bolehkah
orang masih muda ( tetapi kemampuan memadai ) mendidik mereka yang pada umumnya
lebih tua? Jawabnya, tentu saja tak ada masalah. Sebab yang lebih di pentingkan
dalam dunia pendidikan dan pengajaran bukan soal usia, melainkan kemampuan
psikologis yang memadai.
Selama pendidik
memiliki kemampuan psikologis kependidikan yang dapat di pertanggung jawabkan,
meskipun usianya masih muda atau mungkin jauh lebih muda dari pada yang
dididik, dia tetap berhak untuk diakui sebagai pendidik. Pada zaman sekarang
ini cukup banyak asisten dosen dan dosen yang brilian berusia muda apalagi di
perguruan tnggi yang terkemuka di Negara-negara maju. Mereka itu, walaupun
relative masih muda, bahkan konon ada yang belum genap 20 tahun, penguasaannya
ats materi dan metodologi sangat meyakinkan. Mereka bahkan mampu beerpenampilan
lebih dewasa daripada para mahasiswa, yang relative lebih tua.
Para pendidik yang
tugas utamanya mengajar, baik guru maupun dosen sebagaimana diisyaratkan oleh undang-undang, tidak memerlukan syarat
usia. Criteria yang membatasi usia tertentu untuk menjadi tenaga pengajar atau
pendidik dalam psikkologi pendidikan masa kini hmpir atak pernah lagi
disinggung-singgung. Tetapi hal ini tentu tidak berarti anak-anak atau remaja
yang nyata-nyata tidak memenuhi syarat psikologis boleh menjadi pendidik atau
guru.
Syarat psikologis
yang lengkap, utuh dan menyeluruh bagi seorang calon guru untuk setiap jenjang
pendidikan meliputi kompetensi profesionalisme keguruan, yakni kompetensi ranah
cipta ( kognitif ); kompetensi ranah rasa ( afektif ); kopetensi ranah karsa (
psikomotor ).
Hakikat dan
hubungan antara Pendidikan – pengajaran dibagi menjadi 2, yaitu;
1) Ragam Arti Pendidikan dan Pengajaran.
Akar kata
pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara hafiah artinya memelihara
dan memberi latihan. Sedangkan “Pendidikan”, seperti yang pernah penyusun
singgung sebelum ini adalah tahapan – tahapan kegitan mengubah sikap dan
prilaku seseorang atau sekelompok orang yang melalui upaya pengajaran
danpelatihan.
Dalam bahasa arab “Pendidikan
disebut “tarbiyah” yang berarti proses persiapan dan pengasuhan manusia pada
fase – fase awal kehidupan yakni pada tahap perkembangan masa baiyi dan kanak –
kanak. Dan dalam bahas ainggris pendidikan disebut education, istilah education
memiliki dua arti, yakni arti dari sudut orang yang menyelenggarakan pendidikan
dan arti dari sudut orang yang di didik.
Ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pengajaran disebut fannual – taklim, yang dalam bahasa inggris
diterjemahkan dengan kata Pedagogy dan Pedagogics yang artinya ilmu mengajar.
Pedagogi dan pedagogic adalah dua kata yang sama artinya yakni pengetahuan,
seni, prinsip, dan perbuatan pengajar. Perbedaan arti pedagogi dan pedagogik
adalah kalau pedagogi sebagai pendidikan, dan pedagogik sebagai ilmu
pengetahuan.
Selanjutnya istilah pengajaran
dalam bahasa inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata instruction
adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan
sesuatu: member informasi.
2) Hakikat Hubungan Pendidikan dengan
Pengajaran
Hubungan
pendidikan dan pengajaran cukup erat kaitannya karena menurut undang – undang
nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional Bab 1 pasal 1, adalah
usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkanpeserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan agar peserta didik tersebut berperan
dalamkehidupan masa depannya. Selain pengajaran dalam pendidikan juga
diperlukan adanya bimbingan sebagaimana tersebut dalam kutipan dari UUSPN di
muka. Bimbingan, seperti juga latihan adalah bagian penting yang ideal karena
akan berdampak kebaikannya penanggulangan kesulitan belajar dan pelaksanaan
rimedial teaching yang secara psikologis di diktis merupakan salah satu
keharusan bagi guru.
Berdasarkan uraian diatas, dan juga
uraian mengenai ragam arti pendidikan dan pengajaran, jelas betapa eratnya
hakikat hubungan antara pendidiakan dan pengajaran.
Selain itu, ada juga pula beberapa
macam peresepsi sumbang yang muncul dikalangna mahasiswa mengenaihakikat
hubungan pendidikan dengan pengajaran, antara lain yang paling menonjol bahwa
pendidikan itu:
1) Jauh berbeda dangan pengajaran,
2) Lebih penting dari pengajaran,
3) Karena pengajaran hanya menanamkan pengetahuan kedalam aspek kognitif (ranah
cipta) dan sedikit memberikan
keterampilan psikomotor, sedangalan aspek efektif (ranah rasa) tak pernah
tersentuh.
Persepsi – persepsi ini yang ada dalam
pengalaman belajar mahasiswa, karena kesaksian mereka terhadap kenyataan yang
tampak dilapangan. Namun apapun alasannya, mengubah peresepsi yang kurang
selaras dangan perinsip – perinsip psikologi pendidikan itu ternyat tidak
gampang. Dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan
mengenai akhlak dan berdasarkan pikiran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia,
pendidikan adalah proses penubahan sikap dan tingka laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui uapaya pengajaran dan
pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas,
pendidikan dapat diartikan sebagi sebuah proses dengan metode – metode tertentu
sehingga orang mempeoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingka laku yang
sesuai dengan kebutuhan. Dan dalam pengertian luas pendidikan adalah seluruh
tahapan pengembangan kemempuan – kemampuan dan perilaku - perilaku manusia dan
juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.
Dalam defenisi yang panjang ini
terdapat dua kata kunci yang menurut hemat penyusun perlu disoroti yaitu
kedewasaan “dan tanggung jawab moril”. Kedewasaan ini diartikan sebagai kondisi
yang sudah akil baliq atau sudah berusia cukup tua. Dan tanggung jawab moril
ini juga diartikan sebagai segala perbuatan yang dilakukan secara moral dan
mampu bertanggung jawab segala perbuatannya. Karena tanggung jawab moral itu
bersifat nisbi (dapat begi atau begitu). Karena perlu pembatasan yang tegas,
apakah moral kemasyarakatan, moral hokum, atau moral keagamaan.
3. Definisi Piskologi Pendidikan.
Piskologi pendidikan menurut
sebagian ahli adalah subdisiplin piskologi, bukan piskologi itu sendiri. Karena
mereka menganggap piskologi pendidikan tidak memiliki tiori, konsep, dan tiori
sendiri.
Sebuah subdisiplin ilmu piskologi
yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal –
hal sebagian berikut
1. Penerapan prinsip – prinsip belajar dalam
kelas
2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4. Soialisasi proses – proses dan inntraksi
proses – proses tersebut dengan pendaya gunaan ranah kognitif
5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
BAB III SIMPULAN
pendidikan adalah
pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan pelbagai pengetahuan dan
kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri
maka pengajaran
dipahami sebagai proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan. Mengajar di
sini bukan hanya memindahkan pengetahuan dengan hafalan. Mengajar tidak
direduksi menjadi mengajar saja, tetapi mengajar menjadi efektif jika peserta
didik “belajar untuk belajar” (learn to learn)
Pendidikan
merupakan konsep idealnya, sedangkan pengajaran merupakan konsep operasional
dalam rangka pengembangan potensi atau kemampuan manusia dengan melakukan
kegiatan mendidik, melatih atau mengajar. Dan berfungsi sebagai alat pencetak
sumber day amanusia (SDM) dan sama-sama bertujuan menciptakan SDM yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin,
1999, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. IV Bandung: Remaja
Rosdakarya
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. II, Cet. IX,
Jakarta: Balai Pustaka
Al-Qardhawi,
Yususf.1989. Metode dan etika Pengembangan Ilmu. Perspektif sunnah, Terjemahan
Marzuki, Haji Kamaluddin A. Cetakan Pertama, Bandung:Rosda.
Arifin, H.M.1978.
Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan sekolah dan
Keluarga.Cetakan ke-4. Jakarta:Bulan Bintang.
Category: Makalah
0 komentar