MAKALAH MANAJEMENT WAKTU
MAKALAH MANAJEMEN WAKTU (HARISUN A’LA WAQTI)
Disusun
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Pendidikan Masa Khulafa’ Rasidin
Dosen
Pembimbing : H. M. Emnis Anwar, Lc,. MA
Disusun
oleh : Wandi Budiman : F.1010297
PROGRAM
STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS
STUDI ISLAM
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2011
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2011
BAB I PENDAHULUAN
Hidup
di dunia ini merupakan anugerah dari Allah swt, kita harus mensyukuri nikmat
tersebut dengan senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Tujuan kita diciftakanoleh Allah dan hidup didunia adalah hanya
untuk beribadah kepada Allah serta menjadi khalifah (pemimpin atau mengurus)
bumi yang telah Allah ciftakan ini.
Didalam
pelaksanaan Ibadah dan menjadi khalifah tentunya kita harus bisa mengaturnya
agar bisa terlaksana dengan baik. Islam tidak membeda-bedakan antara kehidupan
dunia dengan akhirat karena semunya merupakan ciftaan Allah yang harus
disyukuri oleh kita. Dunia diciftakan merupakan lading untuk beramal bekal
diakhirat nanti. Manajemen waktu atau pengaturan waktu sangat penting sekali
dalam kehidupan kita, karena dengan pengaturan waktu kita akan mampu
melaksanakan tugas-tugas dari allah baik untuk beribadah mahdoh maupun ghair
mahdoh serta menjadi khalifah di bumi ini.
Bahkan
karena penting-pentingnya waktu, Allah didalam Al-Qur’an banyak menggunakan
kata-kata sumpah dengan kata waktu. Seperti Wal Asyri, Waduha, Walaili
Idayagsa,Wal Fajri dan sebagainya dan Rasulullah pun telah banyak menyinggung
tentag waktu. Ini merupakan indikasi bagi kita bahwa Allah dan rasulnya menyuruh
kita untuk memenej waktu.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian waktu
Waktu
adalah mahkluk ciftaan Allah SWT. Yang berada diluar kendali manusia. Waktu
yang telah berlalu kemarin tidak akan ditemukan lagi hari ini, dan waktu hari
ini tidak akan terulang besok. Sungguh waktu itu lebih berharga dari seluruh
harta karun yang ada di dunia. kita tidak akan bisa membelinya dengan emas
sekalipun. Kita juga tidak akan menemukan orang yang menjual waktu itu. Oleh
karena itu, sungguh sangat disayangkan jika kita menyia –nyiakannya untuk hal
yang tidak berguna.
Kau
begitu bernafsu menjaganya
Tapi
engkau selalu kehilangan dia
Dialah
sang WAKTU namanya
B.
Sifat dan keistimewaan waktu
a.
Waktu itu cepat berlalu
Waktu
yang berjalan akan terasa cepat berlalu. Seolah – olah baru kemarin anda
berlari dengan teman atau keluarga tidak terasa sekarang sudah akan menghadapi
hari minggu lagi. Dulu masih kanak-kanak sekarang sudah dewasa bahkan mungkin
sudah punya anak. Semua yang anda rasakan seperti perasaan di atas, pasti dirasakan
oleh orang lain.
b.
Memiliki kecepatan berbeda tergantung kondisi
Waktu
yang berlalu mempunyai kapasitas kecepatan yang berbeda menurut kondisi
individu masing – masing, walaupun pada hakikatnya kecepatan waktu tersebut
teteap. Misalnya ketika kita sedang menunggu seseorang, kita akan merasakan
waktu berjalan begitu sangat lambat sekali, sehari seakan seminggu. Sebaliknya
ketika kita sedang melakukan hal-hal yang kita senangi, misalnya baca buku,
chating, main game dan sebagainya, waktu akan terasa begitu cepat berlalu.
c.
Tidak dapat digantikan
Waktu
yang telah berlalu tidak dapt digantikan dengan waktu yang lain. Apabila telah
berlalu maka iapun tidak akan digantikan dengan waktu yang lain dimasa yang
akan dating. Yamng lalu tetaplah berlalu, sedang yang akan datang haruslah
disongsong dengan perbuatan yang lebih baik. (Let by Gone Be by Gone)
C.
Waktu dalam Al Qur’an dan Sunnah
Dalam
banyak ayat Allah bersumpah dengan waktu, seperti dalam firman-Nya :
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي
خُسْرٍ
Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ( Qs Al Ashr : 12 )
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَالنَّهَارِ
إِذَا تَجَلَّى
Demi
malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, ( Qs
Al Lail : 1-2 )
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
Demi
waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap (
Qs Ad Duha : 1-2 )
Ayat-ayat
di atas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia ini, karena
Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu di dalam Al Qur’an kecuali untuk
menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.
Bahkan
dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu tersebut
seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan bersyukur, sebagaiman yang tersebut
dalam firman Allah swt :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
"Dan
Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. ( Al Furqan : 62 )
Syukur
berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri
kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan
Allah dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita aktualisasikan
untuk kepentingan masyarakat dan umat.
Bahkan
Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab adalah orang –orang yang mampu
memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
”
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran : 190)
Ayat di
atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia ) bukanlah orang yang
mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang tertulis di dalam buku atau
mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan tetapi Ulul Albab adalah
orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan memanfaatkan waktu
yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam kehidupan ini, untuk
kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan
manusia.
Karena
pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta pertanggungjawaban dari
setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah selama hidup ini.
Rasulullah bersabda:
لن تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن
أربع : عن عمره فيما أفناه ، وعن شبابه فيما أبلاه ، وعن علمه ماذا عمل به ، وعن
ماله من أين أخذه وفيما أنفقه ”
“Tidak
tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan
empat hal :
1.
Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2.
Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
3.
Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
4.
Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau
kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada
dalam diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya
akan berhasil di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini
dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : الصحة
والفراغ
” Dua
nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan dan Kesempatan ”
( HR
Bukhari )
D.
Langkah-Langkah Pengaturan Waktu :
1. Isi
waku kosong dengan kegiatan yang bermanfaat .
Ada
sebuah hikmah mengatakan :
إن الفراغ والشباب والجدة مفسدة للمرأة أي
مفسدة
”
Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang , maka akan
mengakibatkan kerusakan yang lur biasa .”
Ini
dikuatkan dengan hikmah lainnya :
الفراغ للرجال غفلة ، وللنساء غلمة
”
Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan
menjerumus kepada hal-hal yang negatife ( syahwat ). ”
-
Bukankah Istri pejabat yang merayu nabi Yusuf as. disebabkan karena kekosongan
dan kesepian yang menyelimutinya.
- Para
dokter menyatakan bahwa 50 % kebahagian hidup bisa di dapat dengan mengisi
waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat. Betapa kita lihat para pekerja
kasar di jalan-jalan, para kuli bangunan, para petani di sawah-sawah , para
pedagang asongan di terminal-terminal, merasa lebih tenang dan bahagia
dibanding dengan anda yang melamun dan tergeletak di atas kasur akibat
pengangguran.
-
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang yang sudah lanjut usia
didapatkan masih kelihatan energik dan jarang merasa lesu atau malas, hal itu
dikarenakan mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan pekerjaan-pekerjaan
yang bisa mengembangkan syaraf mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi
kesehatan mereka saja, akan tetapi lebih dari itu, menjaga kesehatan otak
mereka juga.
2.
Menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan
- Sebuah
pepatah mengatakan : ” Sambil menyelam minum air ” , ” Sekali dayung dua atau
tiga pulau terlampaui.”
- Para
ulama dahulu telah memberikan contoh kepada kita bagaimana memanfaatkan waktu
yang terbatas untuk mengerjakan lebih dari satu kegiatan :
1. Diriwayatkan
bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama hadist yang sangat terkenal, jika
ia berjalan mesti ditangannya ada sebuah buku yang dibacanya ”
2. Imam
Sulaim Ar Razi , salah seorang ulama Syafi’ah yang meninggal tahun 447 H,
selalu mengisi waktu-waktunya dengan pekerjaan yang bermanfaat. Berkata Ibnu
Asakir : ” Saya pernah diceritakan oleh guruku : Abu Farj Al Isfirayini bahwa
beliau pada suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, kemudian
tidak berapa lama datang lagi sambil berkata : ” Saya telah membaca satu juz
dari al Qur’an selama saya di jalan ” . Berkata Abu Faraj : ” Saya pernah
diceritakan oleh Muammil bin Hasan bahwa pada suatu hari ia melihat pena Sulaim
Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki penanya tersebut terlihat ia
menggerak-gerakkan mulutnya , setelah diselidiki ternyata di membaca Al Qur’an
di sela-sela memperbaiki penanya, dengan tujuan agar tidak terbuang begitu saja
waktunya dengan sia-sia.
3. Abu
Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu menyingkat
waktu makan dengan memilih makan yang praktis, beliau bisa memanfaat perbedaan
waktu makan roti kering dengan roti yang diberi air , untuk membaca 50 ayat Al
Qur’an.
4. Abu
Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi atau WC , ia
menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras agar dia
bisa mendengarnya.
Untuk
saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru dengan
sarana yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh lebih
praktis untuk bisa mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil berjalan.
3.
Memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan
Sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa di dalam ajaran Islam terdapat waktu-waktu tertentu
yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu lainnya
, seperti :
a.
Keutamaan bulan Ramadlan, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang di
dalamnya ada satu malam, yaitu lailat qadr yang mempunyai kadar ibadah 1000
bulan pada malam-malam lainnya.
b.
Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya ada pada tanggal 10
Dzulhijjah
c. Hari
Jum’at, merupakan sebaik-bak hari dalam seminggu, di dalamnya banyak keutamaan,
yang jika seorang muslim mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, niscaya akan
mendapatkan pahala yang sangat banyak sekali. Di dalamnya ada satu jam yang
jika seorang muslim berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.
d.
Waktu sahur, tepatnya pada sepertiga terakhir malam hari.
4.
Membagi waktunya dalam berbagai kegiatan .
Sebagai
seorang muslim, seyogyanya dia tidak hanya beramal dan bekerja pada satu bidang
saja, akan tetapi hendaknya membagi waktu-waktunya untuk mengerjakan
kewajibannya terhadap Allah swt dengan beribadat kepada-Nya, juga kewajibannya
terhadap orang tua, saudara , anak dan istri, tetangga dan masyarakat
sekitarnya.
Dalam
suatu hadits, Rosulullah saw pernah bersabda :
”
Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada
hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda
tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda tunaikan
,maka berilah setiap bagian akan haknya ( HR Bukhari dan Muslim )
Para
ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada generasi
sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya menjadi
beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar Ahmad Kamil
Al-Syajari, salah satu murid dekatnya : ” Setelah Ibnu Jarir makan dan tidur,
kemudian beliau bangun untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau
menulis untuk sebuh buku sampai datang waktu ashar, beliau kemudian keluar
untuk melakukan sholat ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai maghrib,
kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya
hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau
benar-benar telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya, agama dan
masyarakat sekitarnya .
5.
Ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga
Waktu
istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluq yang hidup di dunia ini, bahkan
benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti hal-nya mesin-mesin pembantu
manusia, seperti mesin cuci, kipas angin, computer, radio, tape, mobil dan
lain-lainnya. Istirahat bukan berarti berhenti kerja atu menganggur, akan
tetapi berhenti untuk mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan
perjuangan, mengasah kapak agar lebih tajam atau mengambil strategis supaya
pekerjaan yang dihadapinya bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.
Meminjam
istilah orang cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu” ( Istirahat bukan
berarti berhenti.) Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu” ( Tetapi
untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi )
Berkata
Imam Ali : Hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah capai ,
tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”
6.
Mengerjakan pekerjaan pada waktunya
Sebenarnya
yang penting dalam kerja dan beramal bukanlah bekrja sebanyak-banyaknya, akan
tetapi harus dilihat juga waktu dan tempatnya.
Dahulu
dikatakan dalam hikmah :
لكل مقام مقال ولكل مقال مقام
Khalifah
Abu Bakar As- Siddiq pernah berwasiat kepada Umar bin Khattab ketika
mengangkatnya sebagai khalifah pengganti : ” Ketahuilah bahwa Allah telah
menentukan suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah
akan diterimanya, dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu
siang tidaklah akan diterimanya.
Oleh
karena itu, kita dapatkan Allah telah menentukan banyak ibadat pada waktu-waktu
tertentu, tidak boleh dimajukan maupun dimundurkan, seperti waktu sholat,
puasa, zakat , haji dan lain-lainnya.
7.
Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak .
Para
ulama Islam telah menyinggung permasalahan ini secara tegas dan gamblang.
Mereka menyatakan bahwa amalan yang bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih
utama dibanding dengan amalan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Salah satu
fatwa ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang menyebutkan bahwa At Tafaqquh
fi Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding dengan sholat malam atau
puasa sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang lain, sedang sholat
malam dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi. Sebenarnya
banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada sebagian amal perbuatan
yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun mengalir sampai hari kiamat
walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى
وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ
مُبِينٍ
Sesungguhnya
Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin : 12 )
Salah
satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para generasi
sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan menyusun sebuah
buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan semangat dan
kebolehannya yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi sesudahnya.
Adalah
Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-Simsi yang
menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap harinya
40 lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al Farghani ”
mengatakan bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau sejak
baligh hingga meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka mengumpulkan
seluruh karya-karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur beliau, ternyata
didapatkan bahwa beliau menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini tidak akan
mampu dilakukan oleh seseorang kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika
dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka didapatkan jumlahnya sekitar
358.000 lembar.
Imam
Ibnu Uqail ini seorang ulama yang selalu sibuk dengan ilmu ,beliau mempunyai
banyak karangan, dan yang paling besar adalah buku ”Al Funun ” yang mencakup
berbagai disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul fiqh, aqidah , nahwu,
adab dan sejarah. Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan bahwa : ” Belum
ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini konon
mencapai 800 jilid
8.
Menggunakan Waktu Yang Tersedia Untuk Menyelesaikan Sebuah Program .
Banyak
orang yang gagal dalam menempuh cita-citanya hanya karena terjebak dalam empat
kata : ”Saya tidak mempunyai waktu .” Sebaliknya, banyak orang yang sukses
dalam bidang tertentu hanya karena dia mampu menyediakan waktu dan komitmen di
dalamnya untuk menggapai cita-citanya.
Jika
kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk menjalankan suatu
program, berarti kita telah mampu mengumpulkan waktu selama 365 jam setahun,
atau sama dengan 45 hari bekerja secara sungguh dan terus menerus selama 8 jam
sehari. Ini sama dengan juga menambahkan satu bulan setengah kehidupan
produktif dalam hidup kita setiap tahun. Walaupun begitu, tidak banyak yang
mampu mengerjakannya, kecuali orang-orang yang mempunyai tekad dan semangat
yang kuat.
Sebagai
contoh : Seorang pegawai perbaikan lift berkebangsan bangsa Itali bernama
Nicholas Christofilos pada suatu ketika tertarik kepada ilmu pengetahuan
modern. Apa yang harus ia lakukan ? Setiap hari sepulang dari kerja , sebelum
dia duduk untuk makan malam, dia memperuntukkan waktu satu jam untuk membaca
buku tentang energi nuklir. Setelah dia mulai memahami ilmu yang dipelajarnya
dengan baik, gagasan pun timbul dalam fikirannya. Pada tahun 1948 M , dia
membuat rancangan untuk akselerator partikel yang menurut fikirannya akan lebih
murah dan lebih kuat daripada peralatan mana pun yang sudah ada. Dia
mengirimkan rancangannya kepada Lembaga Tenaga Atom di Amerika Serikat untuk
dilakukan uji layak. Setelah rancangan tersebut disempurnakan kembali,
didapatkan bahwa alat hasil penemuannya ternyata bekerja begitu baik sehingga
pemerintah Amerika Serikat mampu menghemat dana kira-kira 70 juta dolar.
Akhirnya Christofilos menerima dua penghormatan : pertama mendapatkan uang
tunai 10.000 dolar pada masa itu tentunya sangat banyak sekali dan yang kedua :
mendapatkan kedudukan yang terhormat di Laboratorium Radiasi Universitas
California.
Berikut
ini hasil penelitian tentang waktu-waktu yang dibuang dan diremehkan oleh
banyak orang, padahal kalau dimanfaatkan sebaik mungkin akan menghasilkan
sesuatu yang besar dan luar biasa :
Kita
ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia hanya
menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya
telah menyia-nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia
menyia-nyiakan 1 jam tiap harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3
tahun berturut-turut. Hal ini nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :
- 5
Menit = 3 bulan = 0,35 %
- 10
Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20
menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam
= 3 tahun = 4, 28 %
- 10
jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data
ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi
orang yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah
program hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika
orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat
sebagai berikut :
- Tidur
( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja
( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
-
Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
-
Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
-
Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
-
Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
-
Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14
%
-
Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
Jumlah
Total = 61 tahun = 87 %
Sisa 9
tahun = 12, 85 % —— > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira
sisa waktu yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar
tinggal berapa ???
9.
Jangan menangguhkan kesempatan di depan anda sampai hari esok
Kalau
kita punyai rencana untuk melakukan sesuatu kerjaan, lakukan saat ini juga, jangan
menunda-nunda pekerjaan sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa yang
terjadi pada hari besok. Seorang penyair pernah menulis bait-baitnya dalam
masalah ini :
مضى أمسك الماضي شهيد معدلا وأعقبه يوم
عليك جديد
فيومك إن أغنتيه عاد نفعـــه عليك وماضي
الأمس ليس يعود
فأن كنت إقترفت إســــاءة فثَن بإحسان
وأنت حميد
فلا تُرجِ فعل الخير يوما إلى غد لعل غدا
يأتي وأنت فقيد
-
Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari baru
untukmu..
- Hari
ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu , sedang hari kemarin tidak akan
kembali lagi.
- Jika
hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti dengan
perbuatn baik, sedang anda mensyukurinya…
- Maka
janganlah anda sekali menangguhkan perbuatan baik sampai besok hari, barangkali
besok hari tiba, sedang anda sudah tiada…
10.
Berkonsentrasi Pada Hasil.
Banyak
mahasiswa sekarang bangga kalau mereka aktif dalam berbagai kegiatan, dari
diskusi, menghadiri seminar, panitia bazaar, ikut rihlah dan piknik bersama,
dan lain-lainnya. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukanlah banyaknya
aktivitas, tapi hasil dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat
membebaskan dari tekanan jiwa , akan tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai
tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil sangat diperlukan .
Ary
Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk menjalankan
aktivitasnya menjadi tiga kelompok :
a.
Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu
Kelompok
ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi tidak
penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka
tidak tahu kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa sudah
mencapai tujuan hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka tidak
ke mana-mana. Kelompok ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya mereka
tidak produktif sama sekali.
b.
Kelompok Kedua adalah Kelompok Pertengahan .
Kelompok
ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan mereka
terus-menerus hanya mengatasi krisis dari hari kehari . Pekerjaan ini biasanya
lebih mudah, karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak memerlukan
visi. Lama kelamaan mereka akhirnya akan terperosok juga pada rutinitas
pekerjaan yang kurang penting ,tetapi mendesak. Kelompok ini tidak cepat maju,
karena tidak memiliki visi dan inisiatif. Mereka menjadi korban lingkungannya
sendiri. Umumnya mereka mengeluh dengan hasil yang minim, padahal sudah bekerja
keras.
c.
Kelompok Ketiga adalah kelompok pencapai tujuan.
Adalah
kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas.Setiap langkah yang diambil
adalah pengejawantahan dari visinya. Kelompok ini selalu merencanakan
langkah-langkah yang dibuatnya secara sistimatis. Target jangka panjangnya
telah dipecah-pecah menjadi tujuan-tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai
secara realistis, dalam jangka waktu tertentu. Kelompok ini mampu menentukan
skala prioritas berdasarkan visi, prinsip, dan suara hati yang bijaksana.
E.
Menentukan Skala Prioritas
Dr.
Yusuf Al-Qardhawi dalam Fikih Prioritas, mengungkapkan urutan amal yang
terpenting diantara yang penting. Patokannya :
•
Kuadran I: Dahulukan yang penting dan mendesak, yaitu: krisis-krisis, pekerjaan
–pekerjaan yang memiliki deadline, sakit atau kecelakaan- dan harus segera ke
dokter, dsb.
•
Kuadran II: Penting tapi tidak mendesak. Ini adalah kuadran kualitas.
Perencanaan jangka panjang, mengantisipasi dan menanggulangi masalah-masalah,
memberi wewenang pada orang lain, memperluas cakrawala berpikir (membaca buku,
surfing internet), membangun hubungan sosial (menengok orang sakit, menghadiri
undangan perkawinan, dll).
•
Kuadran III: Bayang-bayang dari Kuadran I. Kuadran ini seesungguhnya, tidak
penting tetapi kadang penting lagi mendesak. Kuadran III adalah kuadran tipuan.
Jangan salah nilai! Kita kerap mengira aktivitas tertentu adalah aktivitas
Kuadran I yang mana kadang terlihat mendesak, padahal tidak (telepon yang
berdering, bunyi sms, kunjungan tamu dadakan). Kalaupun penting, mungkin bagi
orang lain – but might be not for you.
•
Kuadran IV: Kuadran pemborosan. Ini terjadi karena kita sering terjebak pada
Kuadran I dan III sehingga kita sering melarikan diri ke Kuadran IV untuk
bertahan; nonton TV/VCD/main game hingga kecanduan, membaca novel picisan
hingga “muak”, ngerumpi tanpa batas. Cobalah senantiasa mencermati prioritasmu
dan usahakan selalu berada di Kuadran II dan sekali di Kuadran I –jika memang
sangat mendesak. Jangan tertipu dan terjebak di Kuadran III dan IV.
F.
Terdapat 18 Tips Manajemen Waktu
1. Ingat
mati, kubur, siksa api neraka, saat menakutkan dan mengoreksi diri
2.
Jauhi debat, diskusi yang g berguna, banyak bicara/cerewet, ketawa, senda gurau
3.
Membaca buku-buku Ensiklopedi ilmiah , dan pengetahuan
4.
Berdo’a kepada ALLAH agar diberi kemudahan dalam menjaga waktu
5.
Mengetahui pentingnya waktu , ingat surga
6.
Ingat nabi dan orang-orang soleh bagaimana mereka memanfaatkan waktu mereka
7.
Selalu menulis jadwal kegiatan yang akan dilakukan besok
8.
Minimal membaca 1 buku seminggu, hidupkan jam beker tiap mau tidur
9.
Belajar dari orang2 kafir bagaimana memanfa’atkan waktu dan memerangi hawa
nafsu dan menghindari buang-buang waktu, banyak tidur dan banyak makan
10.
Berniat baik, zuhud, sabar, ikhlas, tawakkal dan berusaha serius (kosentrasi)
dalam setiap amal perbuatan dan merasa merugi bila menyia-nyiakan waktu
11.
Bertafakkur kepada Allah &mengadakan penelitian lapangan dan menganggap
diri kurang menghargai waktu, mendidik jiwa agar bercita-cita mulia, mengingat
akhir yang buruk bagi orang-orang yang menyiakan waktu
12.
Perbanyak sedekah, baca & hapal Alquran, solat sunnah, puasa sunnah,
zikir, baca buku dan koran bangun malam, dan bergaul dengan orang soleh
13.
Mencatat waktu2 tertentu yang mulia dan ibadah2 yang diutamakan
14.
Mengadakan halaqah Alquran, saling mengingatkan dalam menjaga waktu, mengikuti
setiap kegiatan2/ organisasi2 yang bermanfa’at
15.
Menentukan waktu awal dan waktu akhir kegiatan, belanja, dan jalan-jalan
16.
Tidak menunda berbuat baik, mengikuti kursus atau ketrampilan dan mengikuti
kegiatan daurah islamiah, dan mengingat banyaknya ujian dimasa mendatang, ingat
sakit, tua, miskin, sempit, lapar, perbanyak ziarah kubur, banyak mendengarkan
kaset-kaset islami
17.
Sisihkan waktu untuk istirahat
18.
Hindari yang sia-sia
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
uraian diatas mengenai manajemen waktu ini kita dapat menarik kesimpulan
bahwasanya.
1.
Manajemen waktu itu sangat penting sekali bagi tiap individu agar bisa
memaksimalkan waktu yang telah diberikan Allah kepada kita.
2.
Sifat waktu itu adalah
a.
Waktu itu cepat berlalu
b.
Memiliki kecepatan berbeda tergantung kondisi
c.
Tidak dapat digantikan
3.
Dalam memajemen waktu penting pula memahami skala prioritas, mana yang harus
didahulukan, dan mana pula yang bisa ditunda, mana yang harus di kerjakan, mana
pula yang tidak.
4. Kita
harus mencontoh para pendahulu kita para sahabat Nabi, Alim Ulama, Guru-Guru
kita dalam mengatur waktu dalam kehidupannya, tidak ada waktu yang terbuang
dengan sia-sia.
5.
Manajemen waktu merupakan kesadaran terhadap waktu yang kita gunakan…jika kita
hanya menyadari waktu sebagai hari maka bisa jadi kita tidak pernah menghargai
setiap jam, menit dan detik…jika kita hanya menyadari bulan maka pastinya kita
bukannya mahluk yang ingat kepada Tuhan.
6. Inti
dari manajemen waktu adalah kesadaran individu akan pentingnya waktu dari
DETIK….
7.
Ketika seseorang dapat mengatur satu jam dari waktunya, berarti ia seorang yang
serius dan efektif. Jika dapat mengatur satu menit, berarti ia sukses dan
beruntung. Dan jika mampu mengatur satu detik dalam hidupnya, bisa dikatakan
“Manajemen Waktunya Sangat Berlian dan Cemerlang”
DAFTAR
PUSTAKA
Dr.
Khalid ‘Umar Abdurrahman ad-Disuqi. 2006.Optimislah Anda Memiliki Semuanya.
Jakarta ; Magfirah Pustaka. Terjemahan.
Tanjung,
Hendri dan Nur Rohim Yunus. 2006. Menajemen Waktu 7 Kiat Membuat Hidup Penuh
Arti. Islamabad: Hendri Yunus Brother Production
Makalah
Management Waktu ( Volume : 1 ) oleh Ahmad Zain An Najah, MA (Mahasiswa Al
Azhar Kairo, Mesir )
Category: Makalah
0 komentar