AL BIRUNI MENGUASAI BERAGAM BAHASA (973-1048)
AL BIRUNI MENGUASAI BERAGAM BAHASA (973-1048)
Sipakah Ilmuwan Muslim abad pertengahan yang menguasai banyak
sekali bahasa, baik secara lisan maupun tulisan??? Ada yang tahu! Ya jawabannya
adalah Abu Rayhan Muhammad bin Ahmad Al
Biruni atau yang lebih dikenal dengan nama al Biruni. Bahasa apa saja yang
dikusai oleh al Biruni? Selain bahasa persia sebagai bahasa ibunya, beliau
menguasai bahasa Arab, Turki, Sanskrit, Ibrani, dan juga Syiriac. Namun pososinya
yang akan dijelaskan disini tidak hanya sebatas dikarenakan ia menguasai banyak
bahasa tersebut. Kecermelangannya di berbagai bidang ilmu juga menambah lengkap
kebesaran namanya sebagai ilmuwan muslim yang berpengaruh.
Al Biruni lahir di kota Khiva di wilayah Khawarizmi (Ubzekistan), yang
termasuk dalam kekhalifahan Abasiyyah. Ketika beliau berusia sekitar seperempat
abad, ia mengembara ke Jurjan (sebelah barat turkmenistan sekarang) dan membuat
karyanya yang pertama mengenai kalendeer dan adat istiadat bangsa terdahulu,
yaitu dalam kitab Al Athar al baqiyah ‘an al Qurun al Khaliyah (Monumen
yang tersisa dari abad yang lampau) yang
ditunjukan pada penguasa Jurjan saat itu. Karena Jurjan adalah wilayah yang
dihuni mayoritas bangsa turki, maka kemampuan bahasa turkinya juga diasah
sewaktu tinggal di wilayah ini.
Setelah satu dekade mengembara dan mempelajari banyak bahasa, ia
kembali ke kampung halamannya. Di usianya yang ke-43 tahun, wilayah Khawarizmi
direbut oleh Mahmud dari Ghaznah (kota antara kabul dan Kandahar, Afghanistan),
pergantian penguasa itu ternyata tidak membuat nasib al Biruni terpuruk. Sebliknya
Mahmud meliaht potensi dalam diri al Biruni dan mengangkatnya menjadi pegawai
istana.
Mengenai sosok mahmud sendiri, ada yang menganggapnya sebagai
seorang pemberontak terhadap kekhalifahan Abasiyah. Namun sebenarnya Mahmud
mempunyai tujuan mendasar dibandingkan hanya menjadi sekedar pemberontak. Mahmud
melihat posisi Khalifah Abbasuyah telah terlalu lemah karena hampir setiap kali
keputusan yang diambil dalam urusan pemerintahan selalu dilakuan oleh kelompok
Buwayhid yang memerintah dengan gaya oligarki dan militeristik. Akibatnya,
banyak rakyat yang ingin memberontak terpaksa bungkam karena ketakutan yang
dibangun oleh kelompok ini.
Ketakutan inilah yang ingin dicoba dilawan oleh Mahmud dan
pasukannya. Keberhasilan Mahmud untuk “meluruskan” kembali kekhalifahan
Abbasiyah dari pengaruh Buwayhid ditunjukan dengan direbutnya wilayah utara
iran dari tangan pasukan boneka Buwayhid. Namun ia tidak sampai menerobos
hingga ke selatan dan ibukota kakhalifahan, Bagdad.
Al Biruni, yang telah menjadai mengenal dengan baik beragam
budaya dan menguasai berbagai bahasa, turut serta dalam berjuang bersama Mahmud
dan pasukannya. Sebagai pegawai mahmud, Al Biruni mengikuti ekspedisi Mahmud ke
India. Disana ia mengusai bahsa Sanskrit dan belajar tentang kebudayaan India. Ia
jua, setelah mahmud meninggal, tetap loyal kepada penerusnya, Mas’ud bin Mahmud
dengan membuat buku yang ditunjukan kepadanya yang berjudul Al Qanun Al Mas’ud
(Peraturan Mas’usd) yang banyak membahas tentang astronomi. Buku ini menjadi
bahan bacaan standar di universitas barat selama beberapa abad. Al Biruni wafat
di usia tujuh puluh lima tahun.
Karya-karya al Biruni angat dikenal karena ia seorang penulis yang
produktif, bahkan ada yang beranggapan sebagai seorang serjana dari dunia Islam
yang paling orisinil dan terkemuka di bidang ilmu alam. Kontribusinya dibidang
ilmu alam diantaranya dalam menerangkan alur kerja sumber atau mata air alami
berdasarkan apa yang sekarang disebut sebagai prinsip hidrostatik. Selain itu,
bukunya di bidang kedokteran, As Saydala fi at Tibb adalah ensiklopedi
kedokteranlengkap yang merangkum informasi kedokteran dan pengobatan pada
masanya. Karya tulisnya dibidang pertambangan yang berjudul al Jamahir fi Ma’rifat
al Jawahir (Kumpulan butir-butir Mutiara). Sedangkan di bidang filsafat, saat
para ilmuwan lain sibuk terbuai oleh filsafat Yunani, al biruni lebih tertarik
untuk mempelajari secara mendalam filsafat India yang dipengaruhi oleh tata
cara dan adat istiaat Hinduisme.
Al Biruni memang seorang ilmuwan Muslim yang lengkap denagn
menguasai beragam bisang ilmu. Kemampuannya dalam menguasai beragama bahasa
juga merupakan sebuah nilai plus bagi dirinya. Semoga beliau mendapat Rahmat
dan karunia dari Allah SWT. Amiin.. Wallahu ‘Alam
[Ilmuwan
Muslim @méKawani]
Category: ILMUWAN MUSLIM, Recent Post
Great insight! Thanks for highlighting these artists and for sharing a very helpful perspective about dealing with and educating young minds around challenging issues. I love what you've said about communicating the pain and struggle while also keeping a balanced historical perspective. It also reminds me of how artist like John Legend and Common utilize their art forms to help these younger generations stay connected to the past in meaningful and relevant ways.jual bedug