KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK PANDANGAN ISLAM
MAKALAH
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan murid, untuk mencapai
tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini
disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan
murid. Pengaruh peranan pendidik sangat besar, karena kedudukannya sebagai
orang yang lebih dewasa, lebih pengalaman, lebih menguasai banyak nilai-nilai,
pengetahuan, dan keterampilan. Peranan murid lebih banyak sebagai penerima
pengaruh, sebagai pengikut, oleh itu disebutnya sebagai murid, atau terdidik.
Seorang guru sebagai pendidik yaitu mendidik murid, baik yang berkenaan segi
intelektual, sosial, maupun fisik motorik. Perbuatan guru memahami karakteristik
murid yaitu di arahkan pada karakter murid pada pencapaian tujuan sekarang dan
yang akan datang.
Seorang
guru harus menguasai karakteristik murid karena guru merupakan contoh teladan
kepada anak-anak dan remaja. Guru merupakan pendidik formal, karena latar
belakang pendidikan, kepercayaan masyarakat kepadanya serta pengangkatannya
sebagai pendidik. Sedangkan pendidik lainnya disebut pendidik informal. Guru
harus menguasai karakteristik setiap individu murid supaya dapat memahami
keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksi dengan
lingkungannya. Adapun yang disebut komponen asfek fisik atau jasmaniah dan
psikis atau batiniah.
II.
KARAKTERISTIK MURID
A.
Pengertian Murid
Dalam
pendidikan Islam murid atau murid dipandang sebagai anak yang sedang tumbuh dan
berkembang baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini mengandung makna bahwa
untuk mengembangkan dan menumbuhkan murid tersebut haru seseuai dengan
karakteristiknya yang dapat mengantarkan murid tersebut menjadi manusia yang
matang baik secar fisik maupun psikologis.
Murid
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.[1]
Dalam
istilah bahasa Indonesia, makna murid, siswa pelajar, mahasiswa dan murid
merupakan sinonim. Semunaya mengandung makna orang (anak) yang sedang berguru
(belajar, bersekolah).[2]
Adapun menurut Abudin Nata Murid adalah orang yang menginginkan ilmu, dan
menjadi salah satu sifat Allah yang menghendaki. Dalam pandangan Ilmu
pendidikan Islam murid adalah orang yang menghendaki agar mendapatkan ilmu
pengetahuan, pengalaman dan kepribadian yang baik uantuk bekal agar baghagia di
dunia dan akhirat dengan jalan belajar bersungguh-sungguh.[3]
Dalam
bahasa arab term murid diungkapkan dengan kata-kata Tilmidz, Thalib, yang
berarti mencari sesuatu denmgan sungguh-sungguh. Merujuk pada al-Qur’an dapat
di jumpai penggunaan kata al-Muta’alim untuk arti orang yang menuntut ilmu
pengetahuan, dalam hal ini allah berfirman dal QS.Al-Alaq: 4-5, yaitu:
Artinya:
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.”
Berdasarkan
pengertian diatas maka, murid dapat diartikan sebagai orang yang tengah mencari
ilmu, baik dalam lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non
formal.
B.
Karakteristik Murid
Murid
adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam
melakukan proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, murid
sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya. Secar optimal. Adapun karakter murid itu sendiri adalah
sifat-sifat yang dimiliki individu sebagai siswa yang diidentifikasi sebagai
orang yang mencari ilmu pengetahuan dengan sungguh-sunggug untuk bekal dimasa
yang depan baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Berdasarkan
pemgertian diatas tampak jelasa bahwa, urgensi suatu karakter bagi seorang murid
terutama berkaitan dengan tingkat kesuksesan belajar mereka dalam mencari ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dunia akhirat. Atas dasar itu perlu diketahui dan
dipahami secara mendetail tentnag macam-macam karakter murid yang dapat
diidentifikasi dalam pendidikan Islam.
Dalam
membentuk karakter seorang murid menurut abudinata dan fauzan tentunya
memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa. Hal ini dapat dipahami dari
kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap orang yang baru lahir. Hal ini senada dengan firaman Allah ta’ala dalam
al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 78 , yaitu :
Artinya:
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.
Berdasarkan
ayat diatas, bahwa murid mempunyai karekteristik, diantaranya sebagai berikut:
1. Murid menjadikan Allah sebagai motivator
utama dalam menuntut ilmu.
Ayat
pertama kali turun kepada nabi Muhammad saw. Adalah surat al-alaq ayat 1-5 yaitu:
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.”
Melalui
ayat di atas diperintahkan agar kita dalam menuntut ilmu yaitu dengan kata
Iqra. Namun dalam aplikasinya hendaklah dilakukan dengan niat ikhlas dan
menjadikan Allah swt sebagai motivator dalam menuntut ilmu tersebut, baik dalam
ilmu agama maupun dalam ilmu umum.
2. Senantiasa mendalami pelajaran secara
maksimal, yang ditunjang denagan pesiapan dan kesiapan mental, ekonomi fisik
dan psikis. Hal ini senada dengan sabda Nabi saw yaitu:
Dari abu
Hurairah ra ia berkata : Rasulullah saw telah bersabda : Orang mukmin yang kuat
lebih baik dan lebih dicintai Allah dariapada orang Mukmin yang lemah”
3. Senantiasa mengadakn perjalanan (rihlah;
comparative study) dan melakukan riset dalam rangka menuntut ilmu karena ilmu
itu tidak hanya terdapat dalam suatu majlis, tetapi dapat dilakukan di tempat
dan majlis-majlis lain.
4. Memiliki tanggung jawab. Hal ini senda
denagn hadits nabi muhammad saw, yaitu:
Dari Abu
Hurairah ra ia berkata: rasulullah saw bersabda “ barang siapa ditanya tentang
suatu ilmu pengetahuan tetapi ia menyembunyikannya, maka allah akan menyediakan
baginya kekangan api nerakan di hari kiamat.
5. Ilmu yang dimilikinya dapat dimanfaatkan.
Berberapa
aspek anak didik yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Aspek pedagogis
Yaitu
memandang murid sebagai makhluk yang bisa di didik.
2. Aspek sosiologis
Yaitu
memandang murid sebagai makhluk yang mempunyai insting untuk hidup
bermasyarakat.
3. Aspek tauhid
Yaitu
memandang murid sebagai makhluk berketuhan
Dengan
demikian nampak jelas urgensi suatu karakter bagi seorang murid terutama
berkaitan dengan kesuksesan belajar mereka dalam mencari ilmu pengetahuan yang
bermanfaat dunia dan akhirat.
C.
Macam-Macam Karakter Murid
Murid
dalam pendidikan islam merupakan unsur manusiawi yang memiliki latar belakang
dan pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan pengalaman tersebut dapat
melahirkan kepribadian yang berbeda pula. Murid juga merupakan makhluk ciftaan
Allah yang lahir kealam dunia ini sudah memiliki pembawaan masing-masing yang
di ciftakan-Nya. Pembawaan itu untuk dapat menentukan kepribadian seseorang.
Prinsip-prinsip
yang memberikan landasan kokoh bagi tegknya pendidikan islam, didasarkan pada
ajaran islam yang mencakup segala persoalan hidup manusia. Oleh karena itu,
perlu diketahui macam-macam karakter murid dalam pemdidikan Islam. Macam-macam
karakter murid yang paling penting dalam pendidikan islam yaitu: Sabar, jujur, tawadhu’, qana’ah, toleran,
ta’at, tawakal; khauf, dan raja’ serta syukur.
1. Sabar
Sabar
menurut iman Ghazali meliputi pengetahuan, keadaan dan amal. Pengetahuan
didalamnya seperti pohon, keadaan ranting-ranting dan amal seperti buah. Atas
dasar itulah, Imam al-Ghazali mengatakan bahwa maslahat keagamaan terdapat
dalam kesabaran, sehingga dalam diri manusia harus timbul kekuatan dan dorongan
untuk melakukan kesabaran.[4]
Kesabaran
terbesar adalah sabar dalam menahan diri melampiasakn syahwat dan berlarut
larut dalam melakukannya, dan juga seseoranmg murid harus memiliki kesabaran
bila diganggu oleh seseorang dengan perkataan atu perbuatan. Hal ini dapat
dipahami karena seorang murid berada dalam masa pencarian jati diri, sehingga
banyak perkataan dan perbuatan orang lain yang dapat menghalangi kesabarannya.
Hal ini senada denagn Sabda Nabi Muhammad saw, yaitu:
“ kami
tidak menganggap iman seseorang sebagai iman bila ia tidak sabar dikala
menghadapi gangguan”
Allah
memuji orang -orang yang sabar, sebagaimana dalam firmannya QS.As-Sajdah ayat
24 yaitu:
Artinya:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
kami”
2. Ikhlas
Ikhlas
adalah perbuatan membersihkan dan memurnikan sesuatu yang bersih dari campuran
yang mencemarinya. Jika suatu perbuatan bersih dari riya, maka perbuatan itu
dianggap kholis.[5]
Dalam
pandangan al-Qur’an disebutkan hanya orang-orang yang ikhlas lah diantara
mereka yang tidak akan disesatkan Allah, sebagaiman firmannya dal QS. Shad ayat
82-83, yaitu:
Artinya:
“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”
Seorang pelajar harus ikhlas dan membersihkan
hati sebagai prasarat untuk menuntut ilmu. Menurut al-Nawawi bahwa bersihnya
hati untuk ilmu seperti bersihnya bumi untuk tanaman. Dengan demikian seorang
murid harus membersihkan hatinya agar dapat menyerap pengetahuan secara baik.
3. Jujur
Salah
satu sifat murid yang dapat menentukan kepercayaan orang lain, baik guru,
maupun teman sesamanya adaalh sifat jujur. Jujur dapat ditandai dengan sikap
terbuka atas apa yang sebenarnya ada atau terjadi pada diriya. Sipat jujur
tidak hanya dalam perkataan, melaikan pula mencakup segala perbuatan. Dalam hal
ini rasulullah bersabda, yaitu:
Dari Abu
Hurairah ra ia berkata: rasulullah saw bersabda “ barang siapa ditanya tentang
suatu ilmu pengetahuan tetapi ia menyembunyikannya, maka allah akan menyediakan
baginya kekangan api nerakan di hari kiamat.
Allah
berfirman dalam QS. At-taubah ayat 35, yaitu:
Artinya:
“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada
mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Dalam
pandangan pendidikan islam kejujuran murid merupakan asas yang menjiwai segala
hubungan dengan seorang guru. Sifat jujur yang terpelihara denagn baik dalam
diri seorang murid akan menjadikan seorang guru menaruh percaya pada murid
tersebut.
4. Tawadhu’
Tawadhu’
yaitu mengakui kebenaran dari orang lain dan rujuk dari kesalahan menuju
kebenaran. Oleh sebab itu seorang murid harus harus bersikaf tawadhu’ terhadap
guru dan ilmu, karena dengan sikap tawadhu’ itulah ilmu dapat dicapai. Ia juga
harus memelihara keridhoan gurunya dan memelihara diri dari perbuatan mubazir,
sehingga terpelihara kemuliaan diri sejalan dengan kemuliaan ilmu yang
dimilikinya.
5. Qana’ah
Qna’ah
ialah menerima segala sesuatu apa adanya dan merasa cukup . Qana’ah merupakn
kekayaan yang sebenarnya. Sebagiman sabda nabi Muhammad, “Bukanlah kekayaan
itu lantaran banyak harta, kekayaan itu adalah kekayaan hati”.
Berdasarkan
uraian diatas, bahwa sifat Qana’ah menurut hamka mengandung Lima Aspek, yaitu:
a. Menerima dengan rela terhadap sesuatu yang
ada
b. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas
dan selalu berusaha.
c. Menerima dengan sabar akan ketentuan Allah
d. Tidak tertarik tipu daya dunia.[6]
6. Toleran
Sikap
toleran seorang pelajar yaitu menghindarkan perbedaan yang menyebabkan
perpecahan demi meraih lezatnya persaudaraan. Oleh karena itu sikaf toleran
dapat menimbulkan persaudaraan yang terpelihara dan terhindar dari permusuhan.
Seorang murid yang toleran terhadap orang lain, berarti ia membnagun
persaudaraan yang menjadi jalan bagi kelancaran beljar bersama. Seorang murid
selain memerlukan bimbingan dari seorang guru juga memerlukan kawan tempat
berbagi rasa dan belajar bersama.
7. Ta’at
Seoran murid
di tuntut unk selalu taat kepada allah swt yang mempunyai ilmu pengetahuan,
disamping itu murid yang sedang mencari ilmu memerlukan pertolongan dari guru,
murid tidak boleh dibiarkan begitu saja untuk tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya. Murid yang dibiarkan tumbuh dengan sendirinya cenderung bertingak
sesuai dengan yang dianggapnya benar, walaupun keliru. Oleh karea itu haru ada
hubungan yang baik antara seorang murid dengan gurunya. Dan murid tituntut
untuk selalu taat kepada gurunya selagi tidak bertentnagan dengan jaran Allah
swt.
8. Tawakal
Tawakal
adalah pengendalian hati kepada allah swt, karena segala sesuatu berasal dari
ilmu dan keskuasaan serta kehendak-Nya, sedangkan selain Allah tidak ada yang
dapat memberikan mardharat dan juga manfaat.
Seorang
murid harus memiliki sipat tawakal dalan melakukan proses belajar supaya dapat
memenfaaatkan waktu baik di siang hari maupin dimalam hari, abik ketiak diam
atau dalam perjalanaan. Hendaknya murid memahami tujuan dan misi mereka, dan
hendaknya menyadari bahwa mereka itu belajar guna merealisasikan kesejahteraan
dunia akhirat.
9. Khauf dan Raja’
Takut
(Khauf) dan harapan (Raja’) termasuk
kedudukan jalan Allah dan keadaan pencari ridha Allah swt sifat yang ditunggu
apabila menimbulkan kesedihan di hati dinamakan rasa takut (khauf) jika
menimbulkan kegembiraan maka dinakan (raja’)
Rasa
takut dan harapan adalah dua kendala untuk memimpin orang yang melihat indahnya
kebenaran di dalam hati, maka siapa yang melihat keindahan itu dengan hatinya,
ia pun terbebas dari rasa takut atau
harafan. Hal ini senada dengan firman Allah dala QS. Al-A’raf : 56, yaitu :
Artinya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik.”
10.Syukur.
M.
Quraish Shihab nmenyebutkan arti dari kata syukur, yaitu sebagai berikut:
a) pujian karena adanya kebaikan yang
diperoleh
b) Kepenuhan dan kelebatan
c) Seseuatu yang tumbuh di tangkai pohon.
Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman dalam QS. Ibrahim : 7 yaitu:
Artinya
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Dalam
pandangan ilmu pendidikan islam, hakikat ilmu itu dari Allah dan proses
memperolehnya dilakukan melalui ikhtiar amnusia dalam proses belajar mengajar.
Oleh sebab itu ilmu bersal dari Allah maka konsekuensinya seorang murid perlu
besyukur kepada Allah, supanya nikmat mendapatkan ilmu itu semakin bertambah.
D.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Karakter Murid
Menurut
sudirman sebagaiman yang dikutip oleh Ahmad Izzan, bahwa karakter murid adalah
keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada murid sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan sosial.[7]
Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
karakter murid secara umu yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Kedua
faktor ini yang paling dominan mempengruhi karakteristik murid.
Diantara
faktor yang mempengruhi karakter murid adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Dalam
pandangan al-Syaibani, bahwa watak murid adalah luwes, lentur, bisa dibentuk
dan diubah. Proses membentuk identitas sifat dan watak dinamakan sosialisasi.[8]
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa susah dan mudahnya proses ini tergantung pada
usia dan cara yang digunakan untuk sampai pada tujuan.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan
tempat murid hidup diyakini besar pengruhnya terhadap pembentukan kepribadian
dan karakter murid. Faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga, sekolah,
dalam masyarakat luas.
Nabi
Muhammad saw bersabda, yaitu: “Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaaan
fitrah, ibu dan bapaknyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani dan majusi.”[9]
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa karakter murid dapat dibentuk menunju
kesempurnaan. Oleh karena itu, perlu dibangun suatu lingkungan yang bersih dan
beradab, agar murid dalam menjalani hidupnya menuju kepada pembinaan
sifat-sifat positif. Walaupun pada awalnya murid adalah baik, namun karena
hidup dalam lingkungan yang tidak baik maka murid dapat mengalami penyimpangan
dan perubahan kepribadian sesuai dengan watak lingkungn itu sendiri.
REFERENSI
Al-Syaibani.
Falsafah Pendidikan Islam. Bintang, Jakarta 1979, hal 156
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Drs. H.
Ahmad Izzzan, M.Ag dan Saehudin, S.Th.I. Tafsir Pendidikan Studi ayat-Ayat
Berdimensi Pendidikan. Pustaka Aufa Media. Banten 2012. Hal. 89 Imam al-Gazali, Ringksan Ihya Ulumudiin,
Pustaka Amani, Jakarta, 1995
Hamka,
Tasauf modern, Pustaka panji Mas, jakarta, 1990
Saardiman
AM. Interaksi dan Motivasi Beljar Mengajar, Rajawali Press, jakarta, 2001, hal
156
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS; SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
Wallahu ‘Alam [Makalah Karakteristik
Peserta Didik- Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran-MPI UNIDA @ Wandi
Budiman]
[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang SISDIKNAS; SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
[2] Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
[3] Drs. H. Ahmad Izzzan, M.Ag dan
Saehudin, S.Th.I. Tafsir Pendidikan Studi ayat-Ayat Berdimensi Pendidikan.
Pustaka Aufa Media. Banten 2012. Hal. 89
[9] Drs. H. Ahmad Izzzan, M.Ag dan
Saehudin, S.Th.I. Tafsir Pendidikan Studi ayat-Ayat Berdimensi Pendidikan.
Pustaka Aufa Media. Banten 2012. Hal. 89
Category: Makalah, Pendidikan, Recent Post
0 komentar