MAKALAH MANAJEMENT WAKTU

Unknown | 10/02/2011 | 0 komentar

MAKALAH MANAJEMEN WAKTU (HARISUN A’LA WAQTI)
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Masa Khulafa’ Rasidin

Dosen Pembimbing : H. M. Emnis Anwar, Lc,. MA

Disusun oleh : Wandi Budiman : F.1010297

PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2011

BAB I PENDAHULUAN
Hidup di dunia ini merupakan anugerah dari Allah swt, kita harus mensyukuri nikmat tersebut dengan senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tujuan kita diciftakanoleh Allah dan hidup didunia adalah hanya untuk beribadah kepada Allah serta menjadi khalifah (pemimpin atau mengurus) bumi yang telah Allah ciftakan ini.
Didalam pelaksanaan Ibadah dan menjadi khalifah tentunya kita harus bisa mengaturnya agar bisa terlaksana dengan baik. Islam tidak membeda-bedakan antara kehidupan dunia dengan akhirat karena semunya merupakan ciftaan Allah yang harus disyukuri oleh kita. Dunia diciftakan merupakan lading untuk beramal bekal diakhirat nanti. Manajemen waktu atau pengaturan waktu sangat penting sekali dalam kehidupan kita, karena dengan pengaturan waktu kita akan mampu melaksanakan tugas-tugas dari allah baik untuk beribadah mahdoh maupun ghair mahdoh serta menjadi khalifah di bumi ini.
Bahkan karena penting-pentingnya waktu, Allah didalam Al-Qur’an banyak menggunakan kata-kata sumpah dengan kata waktu. Seperti Wal Asyri, Waduha, Walaili Idayagsa,Wal Fajri dan sebagainya dan Rasulullah pun telah banyak menyinggung tentag waktu. Ini merupakan indikasi bagi kita bahwa Allah dan rasulnya menyuruh kita untuk memenej waktu.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian waktu
Waktu adalah mahkluk ciftaan Allah SWT. Yang berada diluar kendali manusia. Waktu yang telah berlalu kemarin tidak akan ditemukan lagi hari ini, dan waktu hari ini tidak akan terulang besok. Sungguh waktu itu lebih berharga dari seluruh harta karun yang ada di dunia. kita tidak akan bisa membelinya dengan emas sekalipun. Kita juga tidak akan menemukan orang yang menjual waktu itu. Oleh karena itu, sungguh sangat disayangkan jika kita menyia –nyiakannya untuk hal yang tidak berguna.
Kau begitu bernafsu menjaganya
Tapi engkau selalu kehilangan dia
Dialah sang WAKTU namanya

B. Sifat dan keistimewaan waktu
a. Waktu itu cepat berlalu
Waktu yang berjalan akan terasa cepat berlalu. Seolah – olah baru kemarin anda berlari dengan teman atau keluarga tidak terasa sekarang sudah akan menghadapi hari minggu lagi. Dulu masih kanak-kanak sekarang sudah dewasa bahkan mungkin sudah punya anak. Semua yang anda rasakan seperti perasaan di atas, pasti dirasakan oleh orang lain.
b. Memiliki kecepatan berbeda tergantung kondisi
Waktu yang berlalu mempunyai kapasitas kecepatan yang berbeda menurut kondisi individu masing – masing, walaupun pada hakikatnya kecepatan waktu tersebut teteap. Misalnya ketika kita sedang menunggu seseorang, kita akan merasakan waktu berjalan begitu sangat lambat sekali, sehari seakan seminggu. Sebaliknya ketika kita sedang melakukan hal-hal yang kita senangi, misalnya baca buku, chating, main game dan sebagainya, waktu akan terasa begitu cepat berlalu.
c. Tidak dapat digantikan
Waktu yang telah berlalu tidak dapt digantikan dengan waktu yang lain. Apabila telah berlalu maka iapun tidak akan digantikan dengan waktu yang lain dimasa yang akan dating. Yamng lalu tetaplah berlalu, sedang yang akan datang haruslah disongsong dengan perbuatan yang lebih baik. (Let by Gone Be by Gone)

C. Waktu dalam Al Qur’an dan Sunnah
Dalam banyak ayat Allah bersumpah dengan waktu, seperti dalam firman-Nya :
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ( Qs Al Ashr : 12 )
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, ( Qs Al Lail : 1-2 )
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap ( Qs Ad Duha : 1-2 )
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia ini, karena Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu di dalam Al Qur’an kecuali untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.
Bahkan dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu tersebut seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan bersyukur, sebagaiman yang tersebut dalam firman Allah swt :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
"Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. ( Al Furqan : 62 )
Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan Allah dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita aktualisasikan untuk kepentingan masyarakat dan umat.
Bahkan Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab adalah orang –orang yang mampu memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran : 190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia ) bukanlah orang yang mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang tertulis di dalam buku atau mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan tetapi Ulul Albab adalah orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan memanfaatkan waktu yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah selama hidup ini. Rasulullah bersabda:
لن تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن أربع : عن عمره فيما أفناه ، وعن شبابه فيما أبلاه ، وعن علمه ماذا عمل به ، وعن ماله من أين أخذه وفيما أنفقه
“Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal :
1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
3. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada dalam diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya akan berhasil di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : الصحة والفراغ
” Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan dan Kesempatan ”
( HR Bukhari )


D. Langkah-Langkah Pengaturan Waktu :
1. Isi waku kosong dengan kegiatan yang bermanfaat .
Ada sebuah hikmah mengatakan :
إن الفراغ والشباب والجدة مفسدة للمرأة أي مفسدة
” Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang , maka akan mengakibatkan kerusakan yang lur biasa .”
Ini dikuatkan dengan hikmah lainnya :
الفراغ للرجال غفلة ، وللنساء غلمة
” Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan menjerumus kepada hal-hal yang negatife ( syahwat ). ”
- Bukankah Istri pejabat yang merayu nabi Yusuf as. disebabkan karena kekosongan dan kesepian yang menyelimutinya.
- Para dokter menyatakan bahwa 50 % kebahagian hidup bisa di dapat dengan mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat. Betapa kita lihat para pekerja kasar di jalan-jalan, para kuli bangunan, para petani di sawah-sawah , para pedagang asongan di terminal-terminal, merasa lebih tenang dan bahagia dibanding dengan anda yang melamun dan tergeletak di atas kasur akibat pengangguran.
- Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang yang sudah lanjut usia didapatkan masih kelihatan energik dan jarang merasa lesu atau malas, hal itu dikarenakan mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa mengembangkan syaraf mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mereka saja, akan tetapi lebih dari itu, menjaga kesehatan otak mereka juga.
2. Menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan
- Sebuah pepatah mengatakan : ” Sambil menyelam minum air ” , ” Sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui.”
- Para ulama dahulu telah memberikan contoh kepada kita bagaimana memanfaatkan waktu yang terbatas untuk mengerjakan lebih dari satu kegiatan :
1. Diriwayatkan bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama hadist yang sangat terkenal, jika ia berjalan mesti ditangannya ada sebuah buku yang dibacanya ”
2. Imam Sulaim Ar Razi , salah seorang ulama Syafi’ah yang meninggal tahun 447 H, selalu mengisi waktu-waktunya dengan pekerjaan yang bermanfaat. Berkata Ibnu Asakir : ” Saya pernah diceritakan oleh guruku : Abu Farj Al Isfirayini bahwa beliau pada suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, kemudian tidak berapa lama datang lagi sambil berkata : ” Saya telah membaca satu juz dari al Qur’an selama saya di jalan ” . Berkata Abu Faraj : ” Saya pernah diceritakan oleh Muammil bin Hasan bahwa pada suatu hari ia melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki penanya tersebut terlihat ia menggerak-gerakkan mulutnya , setelah diselidiki ternyata di membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan tujuan agar tidak terbuang begitu saja waktunya dengan sia-sia.
3. Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu menyingkat waktu makan dengan memilih makan yang praktis, beliau bisa memanfaat perbedaan waktu makan roti kering dengan roti yang diberi air , untuk membaca 50 ayat Al Qur’an.
4. Abu Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi atau WC , ia menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras agar dia bisa mendengarnya.
Untuk saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru dengan sarana yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh lebih praktis untuk bisa mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil berjalan.
3. Memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di dalam ajaran Islam terdapat waktu-waktu tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu lainnya , seperti :
a. Keutamaan bulan Ramadlan, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang di dalamnya ada satu malam, yaitu lailat qadr yang mempunyai kadar ibadah 1000 bulan pada malam-malam lainnya.
b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya ada pada tanggal 10 Dzulhijjah
c. Hari Jum’at, merupakan sebaik-bak hari dalam seminggu, di dalamnya banyak keutamaan, yang jika seorang muslim mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, niscaya akan mendapatkan pahala yang sangat banyak sekali. Di dalamnya ada satu jam yang jika seorang muslim berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.
d. Waktu sahur, tepatnya pada sepertiga terakhir malam hari.
4. Membagi waktunya dalam berbagai kegiatan .
Sebagai seorang muslim, seyogyanya dia tidak hanya beramal dan bekerja pada satu bidang saja, akan tetapi hendaknya membagi waktu-waktunya untuk mengerjakan kewajibannya terhadap Allah swt dengan beribadat kepada-Nya, juga kewajibannya terhadap orang tua, saudara , anak dan istri, tetangga dan masyarakat sekitarnya.
Dalam suatu hadits, Rosulullah saw pernah bersabda :
” Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda tunaikan ,maka berilah setiap bagian akan haknya ( HR Bukhari dan Muslim )
Para ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada generasi sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya menjadi beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar Ahmad Kamil Al-Syajari, salah satu murid dekatnya : ” Setelah Ibnu Jarir makan dan tidur, kemudian beliau bangun untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau menulis untuk sebuh buku sampai datang waktu ashar, beliau kemudian keluar untuk melakukan sholat ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai maghrib, kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau benar-benar telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya, agama dan masyarakat sekitarnya .
5. Ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga
Waktu istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluq yang hidup di dunia ini, bahkan benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti hal-nya mesin-mesin pembantu manusia, seperti mesin cuci, kipas angin, computer, radio, tape, mobil dan lain-lainnya. Istirahat bukan berarti berhenti kerja atu menganggur, akan tetapi berhenti untuk mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan perjuangan, mengasah kapak agar lebih tajam atau mengambil strategis supaya pekerjaan yang dihadapinya bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.
Meminjam istilah orang cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu” ( Istirahat bukan berarti berhenti.) Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu” ( Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi )
Berkata Imam Ali : Hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah capai , tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”
6. Mengerjakan pekerjaan pada waktunya
Sebenarnya yang penting dalam kerja dan beramal bukanlah bekrja sebanyak-banyaknya, akan tetapi harus dilihat juga waktu dan tempatnya.
Dahulu dikatakan dalam hikmah :
لكل مقام مقال ولكل مقال مقام
Khalifah Abu Bakar As- Siddiq pernah berwasiat kepada Umar bin Khattab ketika mengangkatnya sebagai khalifah pengganti : ” Ketahuilah bahwa Allah telah menentukan suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah akan diterimanya, dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu siang tidaklah akan diterimanya.
Oleh karena itu, kita dapatkan Allah telah menentukan banyak ibadat pada waktu-waktu tertentu, tidak boleh dimajukan maupun dimundurkan, seperti waktu sholat, puasa, zakat , haji dan lain-lainnya.
7. Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak .
Para ulama Islam telah menyinggung permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka menyatakan bahwa amalan yang bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama dibanding dengan amalan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding dengan sholat malam atau puasa sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang lain, sedang sholat malam dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi. Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada sebagian amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun mengalir sampai hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin : 12 )
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para generasi sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan menyusun sebuah buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan semangat dan kebolehannya yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-Simsi yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap harinya 40 lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al Farghani ” mengatakan bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau sejak baligh hingga meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka mengumpulkan seluruh karya-karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka didapatkan jumlahnya sekitar 358.000 lembar.
Imam Ibnu Uqail ini seorang ulama yang selalu sibuk dengan ilmu ,beliau mempunyai banyak karangan, dan yang paling besar adalah buku ”Al Funun ” yang mencakup berbagai disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah. Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan bahwa : ” Belum ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini konon mencapai 800 jilid
8. Menggunakan Waktu Yang Tersedia Untuk Menyelesaikan Sebuah Program .
Banyak orang yang gagal dalam menempuh cita-citanya hanya karena terjebak dalam empat kata : ”Saya tidak mempunyai waktu .” Sebaliknya, banyak orang yang sukses dalam bidang tertentu hanya karena dia mampu menyediakan waktu dan komitmen di dalamnya untuk menggapai cita-citanya.
Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk menjalankan suatu program, berarti kita telah mampu mengumpulkan waktu selama 365 jam setahun, atau sama dengan 45 hari bekerja secara sungguh dan terus menerus selama 8 jam sehari. Ini sama dengan juga menambahkan satu bulan setengah kehidupan produktif dalam hidup kita setiap tahun. Walaupun begitu, tidak banyak yang mampu mengerjakannya, kecuali orang-orang yang mempunyai tekad dan semangat yang kuat.
Sebagai contoh : Seorang pegawai perbaikan lift berkebangsan bangsa Itali bernama Nicholas Christofilos pada suatu ketika tertarik kepada ilmu pengetahuan modern. Apa yang harus ia lakukan ? Setiap hari sepulang dari kerja , sebelum dia duduk untuk makan malam, dia memperuntukkan waktu satu jam untuk membaca buku tentang energi nuklir. Setelah dia mulai memahami ilmu yang dipelajarnya dengan baik, gagasan pun timbul dalam fikirannya. Pada tahun 1948 M , dia membuat rancangan untuk akselerator partikel yang menurut fikirannya akan lebih murah dan lebih kuat daripada peralatan mana pun yang sudah ada. Dia mengirimkan rancangannya kepada Lembaga Tenaga Atom di Amerika Serikat untuk dilakukan uji layak. Setelah rancangan tersebut disempurnakan kembali, didapatkan bahwa alat hasil penemuannya ternyata bekerja begitu baik sehingga pemerintah Amerika Serikat mampu menghemat dana kira-kira 70 juta dolar. Akhirnya Christofilos menerima dua penghormatan : pertama mendapatkan uang tunai 10.000 dolar pada masa itu tentunya sangat banyak sekali dan yang kedua : mendapatkan kedudukan yang terhormat di Laboratorium Radiasi Universitas California.
Berikut ini hasil penelitian tentang waktu-waktu yang dibuang dan diremehkan oleh banyak orang, padahal kalau dimanfaatkan sebaik mungkin akan menghasilkan sesuatu yang besar dan luar biasa :
Kita ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia hanya menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya telah menyia-nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia menyia-nyiakan 1 jam tiap harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3 tahun berturut-turut. Hal ini nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :
- 5 Menit = 3 bulan = 0,35 %
- 10 Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20 menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam = 3 tahun = 4, 28 %
- 10 jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi orang yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah program hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat sebagai berikut :
- Tidur ( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja ( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
- Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
- Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
- Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
- Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
Jumlah Total = 61 tahun = 87 %
Sisa 9 tahun = 12, 85 % —— > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira sisa waktu yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar tinggal berapa ???
9. Jangan menangguhkan kesempatan di depan anda sampai hari esok
Kalau kita punyai rencana untuk melakukan sesuatu kerjaan, lakukan saat ini juga, jangan menunda-nunda pekerjaan sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada hari besok. Seorang penyair pernah menulis bait-baitnya dalam masalah ini :
مضى أمسك الماضي شهيد معدلا وأعقبه يوم عليك جديد
فيومك إن أغنتيه عاد نفعـــه عليك وماضي الأمس ليس يعود
فأن كنت إقترفت إســــاءة فثَن بإحسان وأنت حميد
فلا تُرجِ فعل الخير يوما إلى غد لعل غدا يأتي وأنت فقيد
- Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari baru untukmu..
- Hari ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu , sedang hari kemarin tidak akan kembali lagi.
- Jika hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti dengan perbuatn baik, sedang anda mensyukurinya…
- Maka janganlah anda sekali menangguhkan perbuatan baik sampai besok hari, barangkali besok hari tiba, sedang anda sudah tiada…
10. Berkonsentrasi Pada Hasil.
Banyak mahasiswa sekarang bangga kalau mereka aktif dalam berbagai kegiatan, dari diskusi, menghadiri seminar, panitia bazaar, ikut rihlah dan piknik bersama, dan lain-lainnya. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukanlah banyaknya aktivitas, tapi hasil dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat membebaskan dari tekanan jiwa , akan tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil sangat diperlukan .
Ary Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk menjalankan aktivitasnya menjadi tiga kelompok :
a. Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu
Kelompok ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi tidak penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka tidak tahu kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa sudah mencapai tujuan hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka tidak ke mana-mana. Kelompok ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya mereka tidak produktif sama sekali.
b. Kelompok Kedua adalah Kelompok Pertengahan .
Kelompok ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan mereka terus-menerus hanya mengatasi krisis dari hari kehari . Pekerjaan ini biasanya lebih mudah, karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak memerlukan visi. Lama kelamaan mereka akhirnya akan terperosok juga pada rutinitas pekerjaan yang kurang penting ,tetapi mendesak. Kelompok ini tidak cepat maju, karena tidak memiliki visi dan inisiatif. Mereka menjadi korban lingkungannya sendiri. Umumnya mereka mengeluh dengan hasil yang minim, padahal sudah bekerja keras.
c. Kelompok Ketiga adalah kelompok pencapai tujuan.
Adalah kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas.Setiap langkah yang diambil adalah pengejawantahan dari visinya. Kelompok ini selalu merencanakan langkah-langkah yang dibuatnya secara sistimatis. Target jangka panjangnya telah dipecah-pecah menjadi tujuan-tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai secara realistis, dalam jangka waktu tertentu. Kelompok ini mampu menentukan skala prioritas berdasarkan visi, prinsip, dan suara hati yang bijaksana.

E. Menentukan Skala Prioritas
Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam Fikih Prioritas, mengungkapkan urutan amal yang terpenting diantara yang penting. Patokannya :
• Kuadran I: Dahulukan yang penting dan mendesak, yaitu: krisis-krisis, pekerjaan –pekerjaan yang memiliki deadline, sakit atau kecelakaan- dan harus segera ke dokter, dsb.
• Kuadran II: Penting tapi tidak mendesak. Ini adalah kuadran kualitas. Perencanaan jangka panjang, mengantisipasi dan menanggulangi masalah-masalah, memberi wewenang pada orang lain, memperluas cakrawala berpikir (membaca buku, surfing internet), membangun hubungan sosial (menengok orang sakit, menghadiri undangan perkawinan, dll).
• Kuadran III: Bayang-bayang dari Kuadran I. Kuadran ini seesungguhnya, tidak penting tetapi kadang penting lagi mendesak. Kuadran III adalah kuadran tipuan. Jangan salah nilai! Kita kerap mengira aktivitas tertentu adalah aktivitas Kuadran I yang mana kadang terlihat mendesak, padahal tidak (telepon yang berdering, bunyi sms, kunjungan tamu dadakan). Kalaupun penting, mungkin bagi orang lain – but might be not for you.
• Kuadran IV: Kuadran pemborosan. Ini terjadi karena kita sering terjebak pada Kuadran I dan III sehingga kita sering melarikan diri ke Kuadran IV untuk bertahan; nonton TV/VCD/main game hingga kecanduan, membaca novel picisan hingga “muak”, ngerumpi tanpa batas. Cobalah senantiasa mencermati prioritasmu dan usahakan selalu berada di Kuadran II dan sekali di Kuadran I –jika memang sangat mendesak. Jangan tertipu dan terjebak di Kuadran III dan IV.
F. Terdapat 18 Tips Manajemen Waktu
1. Ingat mati, kubur, siksa api neraka, saat menakutkan dan mengoreksi diri
2. Jauhi debat, diskusi yang g berguna, banyak bicara/cerewet, ketawa, senda gurau
3. Membaca buku-buku Ensiklopedi ilmiah , dan pengetahuan
4. Berdo’a kepada ALLAH agar diberi kemudahan dalam menjaga waktu
5. Mengetahui pentingnya waktu , ingat surga
6. Ingat nabi dan orang-orang soleh bagaimana mereka memanfaatkan waktu mereka
7. Selalu menulis jadwal kegiatan yang akan dilakukan besok
8. Minimal membaca 1 buku seminggu, hidupkan jam beker tiap mau tidur
9. Belajar dari orang2 kafir bagaimana memanfa’atkan waktu dan memerangi hawa nafsu dan menghindari buang-buang waktu, banyak tidur dan banyak makan
10. Berniat baik, zuhud, sabar, ikhlas, tawakkal dan berusaha serius (kosentrasi) dalam setiap amal perbuatan dan merasa merugi bila menyia-nyiakan waktu
11. Bertafakkur kepada Allah &mengadakan penelitian lapangan dan menganggap diri kurang menghargai waktu, mendidik jiwa agar bercita-cita mulia, mengingat akhir yang buruk bagi orang-orang yang menyiakan waktu
12. Perbanyak sedekah, baca & hapal Alquran, solat sunnah, puasa sunnah, zikir, baca buku dan koran bangun malam, dan bergaul dengan orang soleh
13. Mencatat waktu2 tertentu yang mulia dan ibadah2 yang diutamakan
14. Mengadakan halaqah Alquran, saling mengingatkan dalam menjaga waktu, mengikuti setiap kegiatan2/ organisasi2 yang bermanfa’at
15. Menentukan waktu awal dan waktu akhir kegiatan, belanja, dan jalan-jalan
16. Tidak menunda berbuat baik, mengikuti kursus atau ketrampilan dan mengikuti kegiatan daurah islamiah, dan mengingat banyaknya ujian dimasa mendatang, ingat sakit, tua, miskin, sempit, lapar, perbanyak ziarah kubur, banyak mendengarkan kaset-kaset islami
17. Sisihkan waktu untuk istirahat
18. Hindari yang sia-sia

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas mengenai manajemen waktu ini kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya.
1. Manajemen waktu itu sangat penting sekali bagi tiap individu agar bisa memaksimalkan waktu yang telah diberikan Allah kepada kita.
2. Sifat waktu itu adalah
a. Waktu itu cepat berlalu
b. Memiliki kecepatan berbeda tergantung kondisi
c. Tidak dapat digantikan
3. Dalam memajemen waktu penting pula memahami skala prioritas, mana yang harus didahulukan, dan mana pula yang bisa ditunda, mana yang harus di kerjakan, mana pula yang tidak.
4. Kita harus mencontoh para pendahulu kita para sahabat Nabi, Alim Ulama, Guru-Guru kita dalam mengatur waktu dalam kehidupannya, tidak ada waktu yang terbuang dengan sia-sia.
5. Manajemen waktu merupakan kesadaran terhadap waktu yang kita gunakan…jika kita hanya menyadari waktu sebagai hari maka bisa jadi kita tidak pernah menghargai setiap jam, menit dan detik…jika kita hanya menyadari bulan maka pastinya kita bukannya mahluk yang ingat kepada Tuhan.
6. Inti dari manajemen waktu adalah kesadaran individu akan pentingnya waktu dari DETIK….
7. Ketika seseorang dapat mengatur satu jam dari waktunya, berarti ia seorang yang serius dan efektif. Jika dapat mengatur satu menit, berarti ia sukses dan beruntung. Dan jika mampu mengatur satu detik dalam hidupnya, bisa dikatakan “Manajemen Waktunya Sangat Berlian dan Cemerlang”

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Khalid ‘Umar Abdurrahman ad-Disuqi. 2006.Optimislah Anda Memiliki Semuanya. Jakarta ; Magfirah Pustaka. Terjemahan.
Tanjung, Hendri dan Nur Rohim Yunus. 2006. Menajemen Waktu 7 Kiat Membuat Hidup Penuh Arti. Islamabad: Hendri Yunus Brother Production
Makalah Management Waktu ( Volume : 1 ) oleh Ahmad Zain An Najah, MA (Mahasiswa Al Azhar Kairo, Mesir )

Category:

About wandibudiman.blogspot.com:
Blog ini merupakan blog yang dikelola oleh Wandi Budiman, seorang manusia lemah yang selalu mencari keridhaan dari Tuhannya (Allah swt). Terimaksih sudah berkunjung ke Blog ini Semoga apa yang sudah di posting di Blog ini menjadi Sesuatu yang bermanfaat.Amin..

0 komentar