Peradaban Islam pernah melahirkan banyak ilmuwan dari beragam bangsa (arab, persia, turki,dll). Mereka melahirkan buku-buku yang dapat dianalogikan sebagai mata air keilmuwan. Karya-karya mereka meninspirasikan banyak manusia tidak hanya dari dunia Islam, tetapi juga dari wilayah yang mayoritas penduduknya bukan Islam. Contohnya buku hisab al jabar wa al muqabalah (perhitungan penggabungan dan persamaan) yang ditulis oleh Al Khwarizmi dan menjadi buku teks matematika pada universitas di eropa hingga abad ke-16, Qanun fi al Tibb (peraturan tentang pengobatan) oleh Ibnu Sina yang dijadikan sebagai buku teks dalam ilmu kdeokteran di Eropa selama enam abad lamanya, dan al Hawi (Buku Komprehensif) oleh Ar Rozi yang hingga abad ke-16 masih merupakan buku pegangan dasar kuliah kedokteran pada berbagai universitas di eropa.

COVER BUKU 50 ILMUWAN MUSLIM POPULER
Salah satu cara untuk mengenang jasa jasa mereka dan untuk menumbuhkan motivasi kita sebagai seorang muslim juga untuk membuktikan bahwa orang muslim itu adalah penyebar kebaikan dan merupakan titik awal kebangkitan peradaban dunia, maka kita harus membaca kisah-kisah perjuangan hidupnya. 

Buku 50 Muslim populer Karya Muhammad Razi ini menampilkan ilmuwan muslim dari abad pertengahan hingga moderen yang telah berjasa dalam dunia ilmu pengetahuan.
Judul Buku : 50 Muslim populer
Penulis       : Muhammad Razi
Penerbit     : Quantum Media
tahun         :2005 
Tebal         : vii + 242 Halaman
ISBN         : 979-3762357 

HADITS KETIGAPULUH LIMA AL-ARBA’IN AN NAWAWIYYAH Tentang haramnya sifat dengki (hasad) mencaci maki dan mencari-cari kesalahan orang lain dll. Serta aturan-aturan hidup dalam bermasyarakat dan bersosial.

Kehidupan Sosial Msyarakat Seharusnya sesuai dengan aturan-aturan Islam


Puasa Syawal kita tahu memiliki keutamaan yang besar. Sehingga tidak asing lagi bagi seorang muslim untuk mengerjakannya. Lalu bagimana dalil / nash tentang puasa 6 hari di bulan syawal itu kemudian bagaimana tata caranya mari kita simak artikel dibawah ini!!! 

 
Fadhilah / Keutamaan Puasa Syawal

MAKALAH KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM PANDANGAN ISLAM

I. PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan murid, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan murid. Pengaruh peranan pendidik sangat besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih pengalaman, lebih menguasai banyak nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan. Peranan murid lebih banyak sebagai penerima pengaruh, sebagai pengikut, oleh itu disebutnya sebagai murid, atau terdidik. Seorang guru sebagai pendidik yaitu mendidik murid, baik yang berkenaan segi intelektual, sosial, maupun fisik motorik. Perbuatan guru memahami karakteristik murid yaitu di arahkan pada karakter murid pada pencapaian tujuan sekarang dan yang akan datang.

Seorang guru harus menguasai karakteristik murid karena guru merupakan contoh teladan kepada anak-anak dan remaja. Guru merupakan pendidik formal, karena latar belakang pendidikan, kepercayaan masyarakat kepadanya serta pengangkatannya sebagai pendidik. Sedangkan pendidik lainnya disebut pendidik informal. Guru harus menguasai karakteristik setiap individu murid supaya dapat memahami keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan interaksi dengan lingkungannya. Adapun yang disebut komponen asfek fisik atau jasmaniah dan psikis atau batiniah.


II. KARAKTERISTIK MURID
A. Pengertian Murid
Dalam pendidikan Islam murid atau murid dipandang sebagai anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini mengandung makna bahwa untuk mengembangkan dan menumbuhkan murid tersebut haru seseuai dengan karakteristiknya yang dapat mengantarkan murid tersebut menjadi manusia yang matang baik secar fisik maupun psikologis.
Bicara masalah generasi muda, tidak akan pernah habis dibahas. Pemuda adalah sosok penuh gejolak, baik pisik maupun psikisnya serta selalu diwarnai dengan berbagai petualangan. Proses mereka menuju kedewasaan, penuh onk duri, kelokan, mendaki, dan menurun, hingga harus melewati ambang keselamatan dirinya dan kadang harus terjerembab kedalam jurang yang gelap. 

Masa muda merupakan masa kuat diantara dua masa lemah yaitu antara masa bayi dan masa tua renta. Allah swt telah menggambarkan dalam firmannya, dalam QS. Ar-Rum :54:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ (٥٤)
Artinnya: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.”

Bila kita menengok lintasan sejarah Islam, kita akan menemukan bukti bahwa pusat perkembangan Islam diawal kebangkitan tidak lepas dari peran serta pemuda. Rupanya Rasulullah sangat memahami hal ini sehingga beliau tidak segan-segan untuk menugaskan para sahabat yang masih muda usianya untuk mengemban tugas amanah dakwah darinya. 

Cukuplah Mush’ab bin Umair dan Usama bin Zaid sebagai contoh pemuda yang mendapat tugas dakwah yang cukup berat dari Rasulullah saw. Melalui pemuda seperti inilah, Islam berhasil menyingkirkan segala macam kekuatan. Mereka adalah pemuda yang telah membuktikan pada masanya akan aktivitas mereka yang mengubah wajah dunia, lantas bagaimana dengan kita?

Perkataan Syaidina Ali yaitu Shubbanul yaum rijalul ghad yang berarti pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok sangat melekat ditelinga kita. Ungkapan ini menggambarkan bahwa pemuda mendatang sangat bergantung pada kualitas binaan hari ini.

Kemudia apa sebenarnya fungsi generasi islam kaitannya dengan masa depan dirinya dan umat.
Setidaknya ada 3 (tiga) peran yang harus mereka ambil, diantaranya:
1.      Sebagai generasi penerus
Para pemudalah yang akan melanjutkan perjuangan Islam yang telah diritis oleh para pendahulunya. Sampai Allah swt menjanjikan sebuah kemenangan dalam firman QS.Ath-Thur [52] :21 .
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ (٢١)
Artinya: dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

2.    Sebagai generasi pengganti
Allah akan mengganti suatu kaum yang telah rusak dengan senbuah generasi pilihan. Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah [5] :54.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٥٤)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.”

Untuk itu perlu adanya pembinaan yang baik agar mampu melahirkan pemuda pilihan yang dimaksud. Sebagai para pemuda Islam juga harus terus berupaya agar menjadi generasi pilihan, sebab untuk memikul tanggung jawab umat di masa mendatang sangat membutuhkan orang-orang pilihan, dan hanya mereka yang mampu. Untuk itu, tidak mungkin terwujud jika tidak bersiap dari sekarang. 

3.    Sebagai generasi pembaharu (reformer)
Para pemuda Islam harus menjadi agent of change. Artinya mereka harus mengembalikan umat ini kepada ajaran yang murni yang disampaikan oleh Rasulullah saw dan mengaplikasikannya dalam kancah kehidupan modern ini. Pada masa mudanya, Nabi Ibrahim telah melakukan peran ini dengan baik saat harus menghadapi orang tuanya. Allah telah berfirman dan QS. Maryam [19]: 42.
إِذْ قَالَ لأبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لا يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا
Artinya: “Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?”

Ketiga peran ini memerlukan kesungguhan pembinaan dan kemauan yang kuat di dalam dada para remaja serta kepasrahan yang tinggi untuk mengibarkan kembali panji-panji Islam. Apalagi pada abad 21/14 hijriah ini telah dicanangkan oleh para ulama sebagai abad kebangkitan Islam, bahkan ulama besar Mesir , Dr. Yusuf Qardhawy, saat berkunjung ke Jakarta mengatakan “Insya Allah kejayaan yang pernah kita miliki seribu tahun yang lalu, akan dapat dikembalikan lagi, dan saya berharap Indonesia akan menjadi pemimpin kebangkitan Islam ini”.  [Buku Catatan untuk para pejuang: Mad Podja Sukarta]

Semoga bermanfaat [Pendidikan Islam] 
Wallahu 'Alam