MAKALAH ARTI, HAKIKAT DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing : Dr.Hilmawati

Disusun oleh : -Asep Ahmad Rifai : F.1010008, Dani Nur Hidayat:F. 101052, M.Arif  : F. 1010114, Syukri Indra  :  F.1010172

PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS STUDI ISLAM (FASTI) UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pada dasarnya setiap manusia memerlukan bimbingan agar mendapatkan pendidikan yang baik. Seperti menurut undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pada pasal I yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini diperlukan adanya pendidik professional yaitu guru disekolah-sekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan tinggi.

            Diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan juga calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan guru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini. Untuk memenuhi kebutuhan akan spikologi terapan dengan pendekatan baru. Psikologi pendidikan ini disusun dengan harapan dapat member kontribusi yang berarti dalam memantapkan kualitas potensi calon guru dan guru professional yang bertugas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini berisi tentang pembahasan psikologi pendidikan, arti pendidikan dan pengajaran, hakikat dan hubungan antara pendidikan dan pengajaran.

C.    Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, maka makalah ini dibagi ke dalam tiga bab, masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab.

Bab dua, pembahasan yang berisikan tentang psikologi pendidikan, arti penting psikologi pendidikan, dan hakikat dan hubungan antara pendidikan pengajaran.

BAB II PEMBAHASAN
1.MAKNA PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
1.A.MAKNA PENDIDIKAN
Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah artinya memelihara dan memberi latihan (Syah, 1999: 32). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 232), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses; perbuatan; cara mendidik). Senada dengan definisi ini adalah definisi yang disampaikan oleh Ralph W. Tyler, yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses mengubah pola perilaku manusia. Perilaku di sini dalam pengertian yang luas, yang meliputi pemikiran dan perasaan. Pendidikan dipandang dengan cara ini adalah ketika sebuah lembaga pendidikan menghendaki para peserta didik belajar secara mandiri untuk mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam pola perilaku para peserta didik (Tyler, 1973: 6).

Pengertian yang sedikit berbeda adalah pendapat Umberto Sihombing (2002: 10) yang mendefinisikan pendidikan sebagai proses sosial dalam memanusiakan manusia melalui pembelajaran yang dilakukan secara sadar, baik secara terencana maupun tidak. Proses pendidikan bukan hanya apa yang disebut dengan transfer of knowledge, transfer of value, transfer of skills, namun totalitas kegiatan yang dapat memanusiakan manusia sehingga menjadi individu yang mampu mengembangkan dirinya dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupannya.

Ki Hajar Dewantoro –sebagaimana dikutip oleh Mahfud (2006: 33)– dalam kongres Taman Siswa I tahun 1930 mendefinisikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.  Ketiga hal tersebut tidak boleh dipisah-pisahkan satu sama lain. Hal ini dimaksudkan untuk memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak didik. Oleh karena itu, fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi cakap dan kreatif sekaligus mampu bertanggungjawab dalam berinteraksi, membangun serta mengembangkan masyarakatnya (Muhaimin, 2003: 43).

Pengertian-pengertian tersebut di atas mengandung sebuah pemahaman bahwa hakekat pendidikan adalah seperti apa yang dinyatakan oleh ahli psikologi pendidikan seperti Chaplin, Tardif, dan Reber, yaitu pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan pelbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri (Syah, 1999: 35).

1.B. MAKNA PENGAJARAN

Mengenai istilah pengajaran, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 14) berasal dari akar kata ajar, artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Kata pengajaran sendiri dalam bahasa Arab disebut dengan ta’lim yang merupakan derivasi dari kata ‘allama yang berarti mengajar (Munawwir, 1984: 1036). Dalam Kamus Arab – Inggris susunan Elias & Elias, kata-kata tersebut berarti: to educate; to train; to teach; to instruct, yakni mendidik, melatih, dan mengajar (Syah, 1999: 33). Menurut Echols & Shadily (2003: 580) to teach berarti mengajarkan sesuatu kepada seseorang.

Pengajaran merupakan totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, yang kemudian diteruskan dengan follow up (tindak lanjut). Secara lebih jelas dapat dikatakan, pengajaran adalah kegiatan yang mencakup semua/meliputi seluruh kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan entry-behavior peserta didik, menyusun rencana pelajaran, memberikan informasi, bertanya, menilai, dan seterusnya) (Rohani, 2004: 68)

Berdasarkan uraian tersebut di atas jelas sekali terdapat benang merah antara “pendidikan” dan “pengajaran”. Pendidikan merupakan konsep idealnya, sedangkan pengajaran merupakan konsep operasional dalam rangka pengembangan potensi atau kemampuan manusia dengan melakukan kegiatan mendidik, melatih atau mengajar. Kata mengajar di sini berarti memberi pelajaran.

Menurut Paul Suparno, sebagaimana dikutip oleh Muliawan (2005: 132), mengajar adalah suatu proses membantu seseorang untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Mengajar bukanlah mentransfer pengetahuan dari orang yang sudah tahu (guru) kepada yang belum tahu (peserta didik), melainkan membantu seseorang agar dapat mengonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatannya terhadap fenomena dan obyek yang ingin diketahui.

Pengertian yang lain menyebutkan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar (Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).

Berdasarkan arti-arti ini, maka pengajaran dipahami sebagai proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan (Syah, 1999: 33). Mengajar di sini bukan hanya memindahkan pengetahuan dengan hafalan. Mengajar tidak direduksi menjadi mengajar saja, tetapi mengajar menjadi efektif jika peserta didik “belajar untuk belajar” (learn to learn) (Freire, 2002 : 27).

2.HAKIKAT DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pengertian ini secara inplisit menafikan atau menampik kehadiran orang dewasa sbagai satu-satunya orang yang yang berhak menjadi penyelenggara pendidikan atau menjadi guru/pendidik.

Konsep “orang dewasa” sebagai pendidik dan pengajar dalam dunia pendidikan modern ini memang semakin kabur, apalagi jika dikaitkan dengan pendidikan tinggi atau pendidikan kedinasan. Para peserta didik dalam institusi-institusi kependidikan tersebut dapat dikatakan terdiri atas orang-orang dewasas semua, bahkan sebagian di antaranya ada yang berusia setengah baya. Dalam keadaan demikian, tak bolehkah orang masih muda ( tetapi kemampuan memadai ) mendidik mereka yang pada umumnya lebih tua? Jawabnya, tentu saja tak ada masalah. Sebab yang lebih di pentingkan dalam dunia pendidikan dan pengajaran bukan soal usia, melainkan kemampuan psikologis yang memadai.

Selama pendidik memiliki kemampuan psikologis kependidikan yang dapat di pertanggung jawabkan, meskipun usianya masih muda atau mungkin jauh lebih muda dari pada yang dididik, dia tetap berhak untuk diakui sebagai pendidik. Pada zaman sekarang ini cukup banyak asisten dosen dan dosen yang brilian berusia muda apalagi di perguruan tnggi yang terkemuka di Negara-negara maju. Mereka itu, walaupun relative masih muda, bahkan konon ada yang belum genap 20 tahun, penguasaannya ats materi dan metodologi sangat meyakinkan. Mereka bahkan mampu beerpenampilan lebih dewasa daripada para mahasiswa, yang relative lebih tua.

Para pendidik yang tugas utamanya mengajar, baik guru maupun dosen sebagaimana diisyaratkan  oleh undang-undang, tidak memerlukan syarat usia. Criteria yang membatasi usia tertentu untuk menjadi tenaga pengajar atau pendidik dalam psikkologi pendidikan masa kini hmpir atak pernah lagi disinggung-singgung. Tetapi hal ini tentu tidak berarti anak-anak atau remaja yang nyata-nyata tidak memenuhi syarat psikologis boleh menjadi pendidik atau guru.

Syarat psikologis yang lengkap, utuh dan menyeluruh bagi seorang calon guru untuk setiap jenjang pendidikan meliputi kompetensi profesionalisme keguruan, yakni kompetensi ranah cipta ( kognitif ); kompetensi ranah rasa ( afektif ); kopetensi ranah karsa ( psikomotor ).

Hakikat dan hubungan antara Pendidikan – pengajaran dibagi menjadi 2, yaitu;
1)      Ragam Arti Pendidikan dan Pengajaran.
Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara hafiah artinya memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “Pendidikan”, seperti yang pernah penyusun singgung sebelum ini adalah tahapan – tahapan kegitan mengubah sikap dan prilaku seseorang atau sekelompok orang yang melalui upaya pengajaran danpelatihan.

            Dalam bahasa arab “Pendidikan disebut “tarbiyah” yang berarti proses persiapan dan pengasuhan manusia pada fase – fase awal kehidupan yakni pada tahap perkembangan masa baiyi dan kanak – kanak. Dan dalam bahas ainggris pendidikan disebut education, istilah education memiliki dua arti, yakni arti dari sudut orang yang menyelenggarakan pendidikan dan arti dari sudut orang yang di didik.

            Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengajaran disebut fannual – taklim, yang dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan kata Pedagogy dan Pedagogics yang artinya ilmu mengajar. Pedagogi dan pedagogic adalah dua kata yang sama artinya yakni pengetahuan, seni, prinsip, dan perbuatan pengajar. Perbedaan arti pedagogi dan pedagogik adalah kalau pedagogi sebagai pendidikan, dan pedagogik sebagai ilmu pengetahuan.

            Selanjutnya istilah pengajaran dalam bahasa inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan sesuatu: member informasi.

2)      Hakikat Hubungan Pendidikan dengan Pengajaran
Hubungan pendidikan dan pengajaran cukup erat kaitannya karena menurut undang – undang nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional Bab 1 pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkanpeserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan agar peserta didik tersebut berperan dalamkehidupan masa depannya. Selain pengajaran dalam pendidikan juga diperlukan adanya bimbingan sebagaimana tersebut dalam kutipan dari UUSPN di muka. Bimbingan, seperti juga latihan adalah bagian penting yang ideal karena akan berdampak kebaikannya penanggulangan kesulitan belajar dan pelaksanaan rimedial teaching yang secara psikologis di diktis merupakan salah satu keharusan bagi guru.

            Berdasarkan uraian diatas, dan juga uraian mengenai ragam arti pendidikan dan pengajaran, jelas betapa eratnya hakikat hubungan antara pendidiakan dan pengajaran.

            Selain itu, ada juga pula beberapa macam peresepsi sumbang yang muncul dikalangna mahasiswa mengenaihakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran, antara lain yang paling menonjol bahwa pendidikan itu:
1)      Jauh berbeda dangan pengajaran,
2)      Lebih penting dari pengajaran,
3)      Karena pengajaran hanya menanamkan  pengetahuan kedalam aspek kognitif (ranah cipta) dan sedikit  memberikan keterampilan psikomotor, sedangalan aspek efektif (ranah rasa) tak pernah tersentuh.

            Persepsi – persepsi ini yang ada dalam pengalaman belajar mahasiswa, karena kesaksian mereka terhadap kenyataan yang tampak dilapangan. Namun apapun alasannya, mengubah peresepsi yang kurang selaras dangan perinsip – perinsip psikologi pendidikan itu ternyat tidak gampang. Dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan berdasarkan pikiran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses penubahan sikap dan tingka laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui uapaya pengajaran dan pelatihan.

            Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagi sebuah proses dengan metode – metode tertentu sehingga orang mempeoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingka laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dan dalam pengertian luas pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemempuan – kemampuan dan perilaku - perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.

            Dalam defenisi yang panjang ini terdapat dua kata kunci yang menurut hemat penyusun perlu disoroti yaitu kedewasaan “dan tanggung jawab moril”. Kedewasaan ini diartikan sebagai kondisi yang sudah akil baliq atau sudah berusia cukup tua. Dan tanggung jawab moril ini juga diartikan sebagai segala perbuatan yang dilakukan secara moral dan mampu bertanggung jawab segala perbuatannya. Karena tanggung jawab moral itu bersifat nisbi (dapat begi atau begitu). Karena perlu pembatasan yang tegas, apakah moral kemasyarakatan, moral hokum, atau moral keagamaan.

3.  Definisi Piskologi Pendidikan.
            Piskologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin piskologi, bukan piskologi itu sendiri. Karena mereka menganggap piskologi pendidikan tidak memiliki tiori, konsep, dan tiori sendiri.

            Sebuah subdisiplin ilmu piskologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal – hal sebagian berikut

1.      Penerapan prinsip – prinsip belajar dalam kelas
2.      Pengembangan dan pembaruan kurikulum
3.      Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4.      Soialisasi proses – proses dan inntraksi proses – proses tersebut dengan pendaya gunaan ranah kognitif
5.      Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

BAB III SIMPULAN
pendidikan adalah pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan pelbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri

maka pengajaran dipahami sebagai proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan. Mengajar di sini bukan hanya memindahkan pengetahuan dengan hafalan. Mengajar tidak direduksi menjadi mengajar saja, tetapi mengajar menjadi efektif jika peserta didik “belajar untuk belajar” (learn to learn)                                                                                                                           

Pendidikan merupakan konsep idealnya, sedangkan pengajaran merupakan konsep operasional dalam rangka pengembangan potensi atau kemampuan manusia dengan melakukan kegiatan mendidik, melatih atau mengajar. Dan berfungsi sebagai alat pencetak sumber day amanusia (SDM) dan sama-sama bertujuan menciptakan SDM yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin, 1999, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. IV Bandung: Remaja Rosdakarya
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. II, Cet. IX, Jakarta: Balai Pustaka
Al-Qardhawi, Yususf.1989. Metode dan etika Pengembangan Ilmu. Perspektif sunnah, Terjemahan Marzuki, Haji Kamaluddin A. Cetakan Pertama, Bandung:Rosda.
Arifin, H.M.1978. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan sekolah dan Keluarga.Cetakan ke-4. Jakarta:Bulan Bintang.

LAPORAN BUKU PERENCANAAN DAN DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing : Dr. Berliana Kartakusumah
Disusun Oleh : Wandi Budiman  F.1010297

KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS STUDI ISLAM UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2011

IDENTITAS BUKU

Judul Buku  : Perencanaan dan Desain Sistem  Pembelajaran
Pengarang                   : Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd.
Penerbit                       : Kencana Prenada Media Group
Tahun Terbit                : 2010
Kota Terbit                  : Jakarta
Cetakan                       : Ke-3
Jumlah Halaman         : xvi + 284 halaman
Jenis Kertas                 : Hvs
ISBN                           : 978-602-8800-16-7



BAGIAN I
A.  Latar Belakang Memilih Buku
Dalam perkembangannya pendidikan tentunya harus mempunyai perencanaan dalam setiap kegiatannya, agar apa yang menjadi tujuan dan cita-cita pendidikan bisa dicapai. Perencanaan pendidikan akan lebih terarah dengan adanya teori –teori yang membahas mengenai hal tersebut.

Berangkat dari hal diatas maka penulis pikir sangat baik untuk menelaah buku “Perencanaan dan desain pembeljaran” ini. Kemudian alasan lain penulis memilih buku ini antara lain sebagai berikut:
1.      Judul buku ini sesuai dengan judul buku yang dosen pembimbing sarankan
2.      Judul buku ini menarik untuk dikaji lebih lanjut.
3.      Penulis buku “Perencanaan dan desain pembeljaran” ini adalah seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan dan merupakan seorang Professor.
4.      Desain sampul / cover buku ini cukup menarik
5.      Harganya bisa terjangkau oleh kalangan menengah kebawah

B.  Tujuan Laporan Buku
Penulisan laporan buku perencanaan dan desain system pembelajaran ini, bertujuan anatara lain sebagai berikut: 
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan sistem pendidikan islam.
2.      Untuk menambah wawasan keilmuan mengenai perencanaan dan desain system pembelajaran.
3.      Untuk menggali dan memberikan informasi tentang kondisi objektif dan teori mengenai perencanaan dan desain sistem pembelajaaran.

C.  Manfaat Laporan Buku
Adapun manfaat dari penulisan laporan buku ini tidak lain antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam kajian perencanaan dan desain system pembelajaran.
2.      Melatih untuk menelaah sebuah buku bacaan.
3.      Melatih untuk bisa melakukan penulisan ilmiah.
4.      Bertanggung jawab atas apa yang dosen pembimbing tugaskan.
5.      Memberi pemahaman kepada setiap lembaga pendidikan khususnya umumnya kepada setiap pendidik bagaimana membuat perencanaan dalam menjalankan kegiatan di lembaga pendidikan.

D.  Sistematika Penulisan

      Dalam penulisan laporan buku ini, pelapor memulai dengan mencantumkan identitas buku dan sinopsisnya. Kemudian setelah itu pelaor membagi menjadi tiga bagian yaitu:
Bagian I membahas mengenai
1.      Alasan atau latar belakang memilih buku,
2.      Tujuan pembuatan laporan buku,
3.      Manfaat penulisan laporan buku, dan
4.      Sistematika penulisan.

Bagian II membahas mengenai
1.      Gagasan pokok tentang issi buku,
2.      Teori yang dikupas,
3.      Ringkasan keseluruhan isi buku, dan
4.      Pendapat pelapor mengenai isi buku.

Bagian III membahas
1.      kesimpulan,
2.      Manfaat penulisan laporan buku, baik bagi pelapor, guru, ataupun sekolah dan
3.      Saran.

BAGIAN II
A.  Gagasan Pokok yang Di Bahas

      Di dalam buku perencanaan dan desian system pembelajaran ini, masing-masing bab membahas tentang materi tertentu yang dimulai dari pengertian sampai dengan kajian teoritis mengenai permasalahan yang dikaji. Adapun  gagasan-gagasan  pokok yang termuat  dan dibahas dalam buku ini diantaranya adalah:

1.    Pada bagian pertama dari buku ini menjelaskan tentang konsep yang berkaitan dengan perencanaan dan desai pembelajaran, manfaat dan komponen system pembelajaran.
2.    Pada bagian kedua dari buku ini menjelaskan tentang pengertian, manfaat, fungsi dan langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran.
3.    Pada bagian ketiga dari buku ini menjelaskan tentang hakikat perencanaan dan pengembangan program pembelajaran.
4.    Pada bagian keempat dari buku ini menjelaskan tentang hakikat desain pembelajaran dan model-model desain instuksional.
5.    Pada bagian kelima dari buku ini menjelaskan tentang model desain pembelajaran untuk menunjang implementasi kurikulum berorientasi pada kompetensi seperti KTSP. Model ini dinamakan model desain system intuksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK).
6.    Pada bagian  keemam dari buku ini menjelaskan tentang analisis kebutuhan, langkah-langkah dan sumber analisis kebutuhan.
7.     Pada bagian  ketujuh dari buku ini menjelaskan tentang pengembangan kompetensi sebagai tujuan pembelajaran.
8.    Pada bagian kedelapan dari buku ini menjelaskan tentang pengembangan materi pembelajaran dengan membahasmengenai sumber materi pembelajaran dan cara pengemasan materi tersebut.
9.    Pada bagian kesembilan dari buku ini menjelaskan tentang pengembangan pengalaman belajar yang meliputi tahapan pengembangan pengalaman belajar, strategi dan metode pembelajarn.
10.     Pada bagian  kesepuluh dari buku ini menjelaskan tentang pengembangan media dan sumber belajar yang meliputi fungsi media pembelajaran, macam-macam media pembelajaran, karakteristik media pembelajaran, dan pemanfaatan media pembelajaran.
11.     Pada bagian  kesebelas dari buku ini menjelaskan tentang pengembangan alat evaluasi.
12.     Pada bagian  keduabelas dari buku ini menjelaskan tentang penerapan setiap aspek perkembangan dalam proses pembelajaran.

B.  Teori yang di Kupas

 Dalam buku perencanaan dan desain system pembelajaran ini penulis membagi materi yang dibahas menjadi duabelas bab, masing-masing penjelasanya adalah sebagai berikut:

1.        BAB 1
Pada bab I penulis memberikan penjelasan tentang apa saja yang akan dibahas pada bab ini sebagai pengantarnya. Dalam bab pertama ini penulis memberikan informasi kepada pembaca bahwasanya system merupakan satu  kesatua komponen yang satu sam lain saling brhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan system pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prossedur yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Kemudian penulis lanjutkan dengan membahas mengenai mafaat pendekatan system dalam pembelajaran, yaitu melaui pendekatan system arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas, pendekatan system menuntun guru pada kegiatan yang sistematis, dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumberdaya yang tersedia dan pendekatan system dapat memberikan umpan balik. Adapun komponen system pembelajaran adalah siswa, tujuan, kondisi, sumber-sumber belajar, dan hasil belajar.

2.        BAB 2
       Pada bab ke dua, penulis sudah mulai memberikan penjelasan inti tentang isi dari buku ini. Di dalam bab ini penulis memaparkan tentang apa itu perencanaan pembelajaran. Penulis  menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran itu secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu perencanaan dan pembelajaran.  Perencanaan berasal dari kata rencana yang berarti pengambilan keputusan tentang apa yang haruas dilakukan untuk mencapai tujuan dan pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswadalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada.

Perencanaan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mengatur kegiatan di lembaga pendidikan khususnya pada kegiatan mengajar-belajar, karena dengan adanya perencanaan maka segala kegiatan akan terarah, melalui perencanaan yang matang, akan terhindar dari keberhasilan yang untung – untungan, sebagai alat untuk memecahka masalah, untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.

Adapunr fungsi dari perencanaan  pembelajaran yang terdapat dalam buku ini, ada empat fungsi  yaitu, 1. Fungsi kreatif 2. Fungsi inovatif 3. Fungsi selektif 4. Fungsi komunikatif 5. Fungsi prediktif 6. Fungsi akurasi 7. Fungsi pencapaian tujuan, dan 8. Fungsi kontrol.

Kemudian dilanjutkan dengan kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran, agar perencanaan yang disusun itu dapat berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan, maka harus ada kriteria penyusunan perencanaan yaitu, 1. Signifikansi 2. Relevan 3. Kepastian 4. Adaptabilitas 5. Kesederhanaan 6. Prediktif. Sedangkan langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah 1. Merumuskan tujuan khusus 2. Memilih pengalaman belajar 3. Menentukan kegiatan mengajar-belajar 4. Menentukan orang orang yang akan terlibat 5. Menyeleksi bahan dan alat belajar 6. Perencanaan evaluasi dan pengembangan.

3.        BAB 3
Pada bab tiga di buku ini menjelaskan dan memaparkan lebih detail tentang perencanaan terutama dalam pengembangannya dan aflikasinya dilengkapi dengan contoh-contohnya. Pada dasarnya perencanaan adalah proses penerjemahan kurikulum, ada beberapa program  yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemahan kurikulum, yaitu 1. Menetukan alokasi waktu dan kalender akademis 2. Perencanaan program tahunan 3. Rencana program semester 4.silbus 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran  .

4.        BAB 4
Setelah membahas mengenai perencanaan pembelajaran maka penulis pada bab ini membahas mengenai desain pembelajaran. desain pembelajaran adalah proses menganalisi kebutuhan siswa dalama pembelajaran kemudian berupaya membantu dalam menjawab kebutuhan itu.

Setelah itu penulis menjelaskana mengenai keriteria desain instruksional yang baik, yaitu 1. Berorientasi pada siswa  2.  Berpijak pada pendekatan siswa 3. Teruji secar empiris.  Dilanjutkan dengan macam-macam model desain instuksional, yaitu 1. Model kemp 2. Model benathy 3. Model dick and cery 4. Model PPSI ( prosedur pengembangan sistem instruksional).

5.        BAB 5
       Pada bab lima  penulis memparkan tentang kurikulum pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, kemudian dilanjutkan dengan membahas mengenai model pembelajaran yang bernama model desai sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK). Model DSI-PK ini adalah gambaran prose rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam dalam upaya pencapaian kompetensi.

6.      BAB 6
Setelah membahas mengenai desain pembelajaran pada bab sebelumnya, penulis pada bab enam ini akan menjelaskan mengenai analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan adalah proses menentukan kebutuhan penndidikan (Neil : 1985), adapun langkah – langkah yang harus dilakukan dalm menganalisis kebutuhan siswa adalah 1. Tahapan pengumpulan informasi 2. Tahapan identifikasi kesenjamgan 3. Tahapan performance 4. Mengidentifikasi kendala beserta sumber-sumbernya 5. Identifikasi karateristik siswa 6. Identifikasi tujuan 7. Menentukan permasalahan.

7.      BAB 7
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang pentingnya rumusan tujuan dalam sistem pembelajaran, kemudian menjelaskan mengenai perbedaan antara tujuan umum dan tujuan khusus sistem pembelajaran, menguraikan klasifikasi tuan pendidikan dan diakhiri dengan pembahasan mengenai jenis-jenis kompetensi serta kaitannya dengan tujuan pembelajaran.

8.      BAB 8
Pembahasan pada bab ini penulis fokuskan mengenai pengembangan materi pembelajara. Penulis menjelaskan bahwa bahan atau materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian setandar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan.

Adapun sumber-suber materi pelajaraan yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran yang penulis sebutkan adalah 1. Tempat atau lingkungan 2. Orang atau narasumber 3. Objek 4. Bahan cetak atau noncetak. Pembahsan pada bab ini diakhiri dengan pembahasan mengenai pengemasan materi pembelajaran serta bentuk-bentuk pengemasan pembelajaran.

9.      BAB 9
Pada bab ini penulis memaparkan tentang pengembangan pengalaman belajar, pengalaman belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa teori dan pandangan para akhli mengenaipengalaman belajar, kemudian dilanjutkan dengan membahas mengenai pertimbangan-pertimbangan dan prinsip-prinsip yang harus diperhatika manakala akan merancang dan mengembangkan pengalaman belajar siswa.

Pembahasan dilanjutkan mengenai tahapan pengembangan pengalaman belajar, pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa merupakan pandangan penulis yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal dengan perpaduan antar aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang. Kemudian dilanjutkan membahas mengenai strategi dan metode yang harus dilakukan dalm kegiatan mengajar-belajar.

10.  BAB 10
Pengembangan media penulis paparkan pada bab ini. Dimulai dari membahas tentang pentingnya mengembangkan media pembelajaran, pengertian media pembelajaran, fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran dan klasifikasi macam-macam media pembelajaran yang bisi digunakan dalam proses mengajar-belajar.

11.  BAB 11
Merancang alat evaluasi merupakan salah satunlangkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan dan desain pembelajaran. kemudian penulis memaparkan tentang tes baik pengertiannya,petunjuk pengembangannya, kriterianya, jenis-jenisnya. Dilanjutkan dengan pembahsan mengenai evaluasi pembelajaran, fungsi evaluasi dan terakhir menceritakn pandangan penulis tentang ujian nasional (UN).

12.  BAB 12
Pada bahasan terakhir penulis memaparkan tentang cara untuk mengenal perkembangan siswa sebagai subek belajar, baik mengenai perkembangan fisik (motor skill), perkembangan intelektual atau perkembangan kemampuan berpikir (kognotif) dan perkembangan sosial dan moral (afektif).

C.  Ringkasan Isi Keseluruhan
      Dari beberapa penjelasan teori yang dikupas dalam buku perencanaan dan desain system pembelajaran ini.  Keseluruhan isi buku ini menerangkan bahwa perencanaan merupakah hal yang sangat penting dalam pendidikan, baik perencanaan dalam sistemnya ataupun perencanaan kegiatan yang rilnya, baik perencanaan kelembagaanya maupun perencanaan mengajar-belajarnya.

Perencanaan yang matang dan akurat akan dapat memprediksi berapa besar keberhasilan yang akan dicapai, sebab perencanaan disusun untuk memperoleh keberhasilan dengan demikian kemungkinan – kemungkinan gagal akan dapat diatasi oleh guru.   Kemudian dengan adanya perencanaan  maka akan mudah mengantisifasi masalah-masalah yang mungkin timbul dan dengan perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadany, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir.

Perencanaan pembelajaran melingkupi semua kegiatan mengajar-belajar, baik ketika akan membuat desain pembelajaran, merancang analisis kebutuhan, mengembangkan kompetensi siswa, pengembangan materi pembelajaran, pengembangan media dan sumber belajar dan pengembangan evaluasi semuanya harus harus direncanakan terlebih dahulu agar tujuan dan cita-cita pendidikan bisa terrealisasikan.

D.  Pendapat Tentang Isi Buku
       Dari berbagai pokok bahasan di atas yang menjelaskan gambaran tentang isi buku secara global, pelapor berpendapat bahwa pemaparan yang diberikan penulis kepada pembaca mengenai substansi buku ini cukup baik. Hal ini dikarenakan pejelasan-penjelasan yang diberikan penulis sangat jelas dan disertai dengan contoh – contohnya jadi pembaca menjadi lebih cepat paham. Pada setiap bab penulis menjelaskan secara singkat namun tidak menghilangkan substansi dari apa yang dipaparkan. Oleh karena itu pelapor bisa menarik kesimpulan bahwa buku perencanaan dan sistem pendidikan baik untuk jadi pegangan ketika akan membuat perencanaan pembelajaran.

Namun ada beberapa kekurangan  yang pelapor temukan dari buku ini,  dari segi penulisan buku ini banyak mengulang sub judul dari judul sebelumnya walaupun ada sebagian yang sama dari segi kontektualnya saja. Kemudian banyak juga pengulangan definisi di setiap judul bab yang lain waluapun pada bab sebelumnya sudah di bahas dan kadang antara definisi yang pertama di kemukakan dengan definisi yang kembali ditulis di bab lain berbeda walaupun itu dalam kata yang sama.

Bagian III
A.  Kesimpulan
      Setelah membaca dan menelaah dari buku perencanaan dan desain pembelajaran ini,  kami menyimpulkan bahwa buku ini cukup pantas digunakan untuk membantu seseorang yang ingin membuat sebuah perencanaan dan desain pembelajaran terutama seorang guru yang akan mengatur anak didiknya supaya menjadi terarah dan terorganisir.

Hal itu disebabkan karena pembahsan yang terdapat didalamnya tidak hanya bersifat teoritk tetapi buku ini menyajikan pembahsan yang bersifat aplikatif.  Hal itu terlihat ketika pemaparan sutau materi buku ini memberika contoh-contoh konkrit. Dan pada akhirnya kami berharap semoga buku ini memberi manfaat yang sangat berharga untuk semua pembaca,

B.  Manfaat Yang Dapat Dipetik
1.    Bagi Pelaponr
Bagi pelapor sendiri, penulisan laporan buku perencanaan dan desain system pembelajaran ini menjadi sebuah pengetahauan dan wawasan baru tentang bagaimana mengolah dan mengatur perencanaan dalam lembaga pendidikan khususnya dalam kegiatan mengajar-belajar.

2.    Bagi Guru
Adapun manfaat bagi guru atau pendidik yang terjun langsung dalam dunia pendidikan, diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan dan dapat mengaplikasikan perencanaan dan desain pembelajaran agar apa yang di cita-citakan oleh pendidikan bisa terwujud.

3.    Bagi Sekolah
Bagi sekolah, perencanaan dalam setiap kegiatan harus dilakukan, dan dengan adanya perencanaan dan desain system pembelajaran ini bisa mendukung lembaga pendidikan agar lebih maju lagi.

C.  Saran
Dari berbagai penjelasan di atas, mengenai laporan buku perencanaan dan siitem pembelajaran ini jangan terlalu banyak mengulang-ngulang sub judul yang sudah ada dan pengertian –pengertian yang sudah disebutkan sebelumnya dengan pengertian atau definisi yang berbeda karena akan menyukitkan pembaca yang beanar-benar definisi kata tersebut.