ADAB DALAM BERBICARA

Unknown | 5/04/2013 | 0 komentar

Allah SWT telah memberikan kepada kita anugerah yang luar biasa yaitu diberikannya kita kemampuan untuk berbicara. Sudah sepatutnya kita menjaga anugerah dari Allah ini agar sesuai dengan kehendak yang memberikannya. Salah satu caranya yaitu kita harus mengetahui adab-adab dalam berbicara, sehingga apa yang kita bicarakan akan memerikan manfaat bagi kita khususnya dan bagi orang lain yang mendengarkan pembicaraan kita. Diantaranya ada 13 adab dalam berbicara yaitu sebagai berikut:

1.    Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan. Allah swt berfirman yang artinya:

 “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa : 114)

2.    Hendaklah seseorang berbicara dengan suara yang dapat di dengar, tidak terlalu keras dan tidak terlalu rendah.Ungkapannya dapat dipahami oleh semua orang dan tidak di buat – buat atau dipaksa-paksa.

3.    Janganlah membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Rasulullah bersabda, yang artinya:

“Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak berguna baginya” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani)

4.    Janganlah membicarakan semua yang anda dengar. Rasulullah bersabda, yang artinya:

“ Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, “ Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang apabila ia membicarakan semua yang telah ia dengar” (HR. Muslim)

5.    Menghindari perdebatan dan saling membantah.

Sekalipun kita berada di dalam pihak yang benar, Rasulullah saw bersabda, yang artinya:

“Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari pertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan penjamin istana di tengah – tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani)

6.    Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.

Aisyah ra telah menuturkan, “Sesungguhnya Nabi apabila membicarakan sesuatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang mengitungnya niscaya ia dapat menghitung (kata-kata) Beliau”. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

7.    Menghindari perkataan jorok (keji). Rasulullah saw bersabda yang artinya:

“Seorang mukmin itu bukanlah seorang pencela atau pengutuk atau yang keji pembicaraanya.” (HR. Al-Bukhari dalam al-Adab al-mufrad dan dishahihkan oleh al-Albani)

8.    Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak berbicara di dalam berbicara. Dalam hadis Jabir ra disebutkan bahwasanya Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari kiamat nanti adalah orang yang banyak bicara, orang yang pura-pura fasih dan orang-orang yang mautafaihiqun. Para Sahabat bertanya wahai Rasulullah apa itu mautafaihiqun?Nabi Menjawab, yaitu orang – orang sombong.” (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani)

9.    Menghindari perbuatan ghibah (menggunjing) dan mengadu domba.

Artinya: “....... dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain...............” (QS. Al-Hujurat : 12)

10.    Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dengan tidak memotongnya. Juga tidak menampakan bahwa kita mengetahui apa yang dibicarakannhya, dan tidak menganggap rendah pendapatnya dan mendustakannya.

11.    Jangan monopoli dalam berbicara. Akan tetapi berilah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.

12.    Menghindari perkataan kasar dan ucapan yang menyakitkan perasaan. Tidak mencari – cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.

13.    Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara. Allah berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

Sumber : Lajnah Ilmiah Darul wathan, Adab al-Muslim fi al-yaum wa al-lailah, 24 adaban Mutanawia’an. Darul Wathan 1421 H.

Category: ,

About wandibudiman.blogspot.com:
Blog ini merupakan blog yang dikelola oleh Wandi Budiman, seorang manusia lemah yang selalu mencari keridhaan dari Tuhannya (Allah swt). Terimaksih sudah berkunjung ke Blog ini Semoga apa yang sudah di posting di Blog ini menjadi Sesuatu yang bermanfaat.Amin..

0 komentar