NASIB MANUSIA SUDAH DITENTUKAN
Disadari atau tidak sebagai
manusia, terkadang kita terlalu khawatir dengan masa depan kehidupan kita di
dunia ini. Entah mengenai rizki, jodoh dan sebagainya, padahal Rasulullah saw
telah memberikan informasi kepada kita sebagaimana yang tertuang dalam kitan
Arba’in An-Nawawiyah No.ke-4 tentang Nasib dan keadaan kehidupan Manusia yang
sudah di tentukan oleh Allah swt dari mulai kita ada didunia ini, tinggal
keyakinan dan kerja keras kita untuk memberikan yang terbaik dalam kehidupan
ini,,,, mari kita simak haditsnya....
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ
مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي
بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً
مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً
مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ،
وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ
وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا [رواه البخاري ومسلم]
"Dari
Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa
Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi
'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal
daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh
kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan
Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang
diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak
antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh
ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka.
Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi
jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului
oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.
[Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]"
Penjelasan Hadits:
Kalimat, “Sesungguhnya
tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya ” maksudnya yaitu
Air mani yang memancar kedalam rahim, lalu Allah pertemukan dalam rahim
tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa dia menafsirkan
kalimat diatas dengan menyatakan, “Nutfah yang memancar kedalam rahim bila
Allah menghendaki untuk dijadikan seorang manusia, maka nutfah tersebut
mengalir pada seluruh pembuluh darah perempuan sampai kepada kuku dan rambut
kepalanya, kemudian tinggal selama 40 hari, lalu berubah menjadi darah yang
tinggal didalam rahim. Itulah yang dimaksud dengan Allah mengumpulkannya”
Setelah 40 hari Nutfah menjadi ‘Alaqah (segumpal darah)
Kalimat, “kemudian
diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya” yaitu Malaikat yang mengurus
rahim
Kalimat "Sesungguhnya
ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli surga........" secara
tersurat menunjukkan bahwa orang tersebut melakukan amalan yang benar dan amal
itu mendekatkan pelakunya ke surga sehingga dia hampir dapat masuk ke surga
kurang satu hasta. Ia ternyata terhalang untuk memasukinya karena taqdir yang
telah ditetapkan bagi dirinya di akhir masa hayatnya dengan melakukan perbuatan
ahli neraka. Dengan demikian, perhitungan semua amal baik itu tergantung pada
apa yang telah dilakukannya. Akan tetapi, bila ternyata pada akhirnya tertutup
dengan amal buruk, maka seperti yang dikatakan pada sebuah hadits: "Segala
amal perbuatan itu perhitungannya tergantung pada amal terakhirnya."
Maksudnya, menurut kami hanya menyangkut orang-orang tertentu dan keadaan
tertentu. Adapun hadits yang disebut oleh Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari
kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: " Seseorang melakukan amalan
ahli surga dalam pandangan manusia, tetapi sebenarnya dia adalah ahli neraka."
Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan
pujian/popularitas. Yang perlu diperhatikan adalah niat pelakunya bukan
perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya' semata-mata karena
karunia dan rahmat Allah Ta'ala.
Kalimat " maka demi
Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu
melakukan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga
kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan
perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. " Maksudnya bahwa, hal semacam
ini bisa saja terjadi namun sangat jarang dan bukan merupakan hal yang umum.
Karena kemurahan, keluasan dan rahmat Allah kepada manusia. Yang banyak terjadi
manusia yang tidak baik berubah menjadi baik dan jarang orang baik menjadi
tidak baik.
Firman Allah, “Rahmat-Ku
mendahului kemurkaan-Ku” menunjukkan adanya kepastian taqdir sebagaimana
pendirian ahlussunnah bahwa segala kejadian berlangsung dengan ketetapan Allah
dan taqdir-Nya, dalam hal keburukan dan kebaikan juga dalam hal bermanfaat dan
berbahaya. Firman Allah, QS. Al-Anbiya’ : 23, “Dan Dia tidak dimintai tanggung
jawab atas segala tindakan-Nya tetapi mereka akan dimintai tanggung jawab”
menyatakan bahwa kekuasaan Allah tidak tertandingi dan Dia melakukan apa saja
yang dikehendaki dengan kekuasaa-Nya itu.
Imam Sam’ani berkata :
“Cara untuk dapat memahami pengertian semacam ini adalah dengan menggabungkan
apa yang tersebut dalam Al Qur’an dan Sunnah, bukan semata-mata dengan qiyas
dan akal. Barang siapa yang menyimpang dari cara ini dalam memahami pengertian
di atas, maka dia akan sesat dan berada dalam kebingungan, dia tidak akan
memperoleh kepuasan hati dan ketentraman. Hal ini karena taqdir merupakan salah
satu rahasia Allah yang tertutup untuk diketahui oleh manusia dengan akal
ataupun pengetahuannya. Kita wajib mengikuti saja apa yang telah dijelaskan
kepada kita tanpa boleh mempersoalkannya. Allah telah menutup makhluk dari
kemampuan mengetahui taqdir, karena itu para malaikat dan para nabi sekalipun
tidak ada yang mengetahuinya”.
Ada pendapat yang
mengatakan : “Rahasia taqdir akan diketahui oleh makhluk ketika mereka menjadi
penghuni surga, tetapi sebelumnya tidak dapat diketahui”.
Beberapa Hadits telah
menetapkan larangan kepada seseorang yang tdak mau melakukan sesuatu amal
dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang
tersebut dalam syari’at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang
mudah menuju kepada taqdir yang telah ditetapkan untuk dirinya. Orang yang
ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudah melakukan
perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang
ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan
golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah :
“Maka Kami akan mudahkan
dia untuk memperoleh keberuntungan”.
(QS. Al Lail :7)
“Kemudian Kami akan
mudahkan dia untuk memperoleh kesusahan”.
(QS.Al Lail :10)
Para ulama berkata : “Al
Qur’an, lembaran, dan penanya, semuanya wajib diimani begitu saja, tanpa
mempersoalkan corak dan sifat dari benda-benda tersebut, karena hanya Allah
yang mengetahui”.
Allah berfirman : “Manusia
tidak sedikit pun mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah kehendaki”.(QS. Al
Baqarah : 255)
Pelajaran yang terdapat
dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.Allah ta’ala mengetahui
tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka
alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.Tidak mungkin bagi
manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka,
akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3.Amal perbuatan dinilai di
akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini,
justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang
baik (husnul khotimah).
4.Disunnahkan bersumpah
untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5.Tenang dalam masalah
rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu
mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6.Kehidupan ada di tangan
Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.
7.Sebagian ulama dan orang
bijak berkata bahwa dijadikannya
pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah
sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu
menciptakannya sekaligus. Wallahu A'lam
Category: Syarah Arba'in Nawawi
0 komentar