AMALAN YANG DICINTAI ALLAH DAN DICINTAI MANUSIA
Sebagai
seorang manusia tentu dalam kehidupan kita menginginka agar orang-orang
menyukai kita (dalam hal ini berbuat baik kepada kita, mengingatkan dan memberi nasihat kepada kita. dll) dan tidak menginginkan
orang lain berbuat jahat terhadap kita. Sebagai seorang muslim kita juga
menginginkan kecintaan dari Allah untuk diri kita, karena hanya itulah yang
akan menolong diri kita di akhirat kelak. Maka oleh karena hal tersebut
diantarnya, salah seorang sahabat Rasulullah bertanya kepada Beliau tentang
keinginannya untuk mencapai dua hal tadi, yaitu dicintai manusia dan juga
dicintai Allah. Maka Rasulullah saw menjawab pertanyaan sekaligus keinginan
sahabat tadi yang terkandung didalam hadits di bawah ini;
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ
: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ
رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ
وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ،
وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ . [حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]
Dari Abul ‘Abbas, Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya, maka aku dicintai Allah dan dicintai manusia’. Maka sabda beliau : ‘Zuhudlah engkau pada dunia, pasti Allah mencintaimu dan zuhudlah engkau pada apa yang dicintai manusia, pasti manusia mencintaimu”. (HR. Ibnu Majah dan yang lainnya, Hadits hasan). [Ibnu Majah no. 4102]
Penjelasan
hadits
Ketahuilah,
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menganjurkan supaya
menahan diri dari memperbanyak harta dunia dan bersikap zuhud.
Sabda
beliau :
“Jadilah kamu di dunia ini laksana orang asing atau
pengembara”.
Sabda
beliau pula :
“Cinta kepada dunia menjadi pangkal segala perbuatan
dosa”.
Sabda
beliau ;
“Orang yang zuhud dari segala kesenangan dunia menjadikan
hatinya nyaman di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang yang mencintai dunia
hatinya menjadi resah di dunia dan di akhirat”.
Ketahuilah
bahwa orang yang tinggal di dunia ini adalah tamu dan kekayaan yang di
tangannya adalah pinjaman. Sedangkan tamu itu akan pergi dan barang pinjaman
harus dikembalikan. Dunia ini bekal yang bisa digunakan oleh orang baik dan
orang jahat. Dunia ini dibenci oleh orang yang mencintai Allah, tetapi dicintai
oleh para penggemar dunia. Maka siapa yang bergabung bersama pecinta dunia, dia
akan dibenci oleh pecinta Allah.
Beliau
menasihatkan kepada penanya agar menjauhkan diri dari menginginkan sesuatu yang
dimiliki orang lain. Jika seseorang ingin dicintai lalu meninggalkan
kecintaannya kepada dunia, maka mereka tidak mau berebut dan bermusuhan hanya
karena mengejar kesenangan dunia.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai
cita-citanya, maka Allah akan menyatukan kemauannya, hatinya dijadikan merasa
kaya dan dunia datang kepadanya dengan memaksa. Sedangkan barang siapa yang
bercita-cita mendapatkan dunia, maka Allah menjadikan kemauannya berantakan,
kemiskinan senantiasa membayang di pelupuk matanya, dan dunia hanya didapatnya
sekadar apa yang telah ditaqdirkan baginya”.
Orang
yang beruntung yaitu orang yang memilih kenikmatan abadi daripada kehancuran
yang ternyata adzabnya tiada habis-habisnya.
Pelajaran
yang dapat diambil
1.
Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah
tidak adanya ketergantungan dan terpusatnya perhatian terhadapnya.
2.
Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya serta bersikap
‘iffah dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.
3.
Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan
Allah merupakan hakekat zuhud.
********
HADITS ARBAIN AN-NAWAWIYYAH NO. 31
Wallahu ‘Alam [Syarh Hadits Arba’in]
Category: Recent Post, Syarah Arba'in Nawawi
0 komentar