ALLAH HANYA MENERIMA YANG BAIK
Allah swt hanya menerima hal-hal yang baik, sebagaimana perintahnya untuk berbuat baik kepada seluruh manusia dalam segala kegitannya, agar selalu mendapatkan Anugrah dan kemuliaan dari Allah SWT. Syarah Hadit Arba'in No ke-10
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ
إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ
الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : ,يَا أَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ
السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا
رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ
بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .[رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata : “Telah bersabda Rasululloh
: “ Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa
yang telah diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman: “Wahai
para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih”
(QS. Al-Mukminun:51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.’’ (QS.
Al-baqarah:172). Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang
melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu menengadahkan kedua
tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan” , sedangkan
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan
makanan haram, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan do’anya". [Muslim no. 1015]
Penjelasan:
Kata “thayyib
(baik)” berkenaan dengan sifat Allah maksudnya ialah bersih dari segala
kekurangan. Hadits ini merupakan salah satu dasar dan landasan pembinaan hukum
Islam. Hadits ini berisi anjuran membelanjakan sebagian dari harta yang halal
dan melarang membelanjakan harta yang haram. Makanan, minuman, pakaian dan
sebagainya hendaknya benar-benar yang halal tanpa bercampur yang syubhat.
Orang yang ingin
memohon kepada Allah hendaklah memperhatikan persyaratan yang tersebut pada
Hadits ini. Hadits ini juga menyatakan bahwa seseorang yang membelanjakan
hartanya dalam kebaikan berarti ia telah membersihkan dan menumbuhkan hartanya.
Makanan yang enak tetapi tidak halal menjadi malapetaka bagi yang memakannya
dan Allah tidak akan menerima amal kebajikannya.
Kalimat “kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu”, maksudnya ialah menempuh perjalanan jauh untuk melaksanakan kebaikan seperti haji, jihad, dan perbuatan baik lainnya. Amal kebajikan tersebut tidak akan diterima oleh Allah bila yang bersangkutan makan, minum dan berpakaian dari hasil yang haram. Lalu bagaimana lagi nasib orang-orang yang berbuat dosa di dunia atau berlaku zhalim kepada orang lain atau mengabaikan ibadah dan amal kebajikan?
Kalimat “kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu”, maksudnya ialah menempuh perjalanan jauh untuk melaksanakan kebaikan seperti haji, jihad, dan perbuatan baik lainnya. Amal kebajikan tersebut tidak akan diterima oleh Allah bila yang bersangkutan makan, minum dan berpakaian dari hasil yang haram. Lalu bagaimana lagi nasib orang-orang yang berbuat dosa di dunia atau berlaku zhalim kepada orang lain atau mengabaikan ibadah dan amal kebajikan?
Kalimat
“menengadahkan kedua tangannya” maksudnya berdo’a kepada Allah memohon sesuatu,
namun dia tetap berbuat dosa dan melanggar aturan agama.
Kalimat “makanannya
haram…, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan do’anya”, maksudnya
bagaimana orang yang perbuatannya semacam itu akan dikabulkan do’anya, karena
dia bukanlah orang yang layak dikabulkan do’anya. Akan tetapi walaupun
demikian, boleh saja Allah mengabulkannya sebagai tanda kemurahan, kasih sayang
dan pemberian karunia.
Pelajaran :
1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah
ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka
siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3.
Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik
disisi Allah ta’ala.
4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi
seseorang dari terkabulnya doa.
5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan
doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
6.
Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi
penghalang diterimanya amal perbuatan.
7.
Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan
larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
8.
Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu
yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9.
Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat
mengharap akan terkabul.
10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab
dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan
penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit,
meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan,
minuman dan pakaian yang halal. Wallaahu a’lam.
Category: Syarah Arba'in Nawawi