IMAM MALIK ULAMA MADINAH (715-795)
IMAM MALIK
ULAMA MADINAH (715-795)
Malik
bin Anas merupakan salah satu dari Imam Mazhab yang empat. Malik bin Anas
merupakan pendiri dari Mazhab Maliki, beliau lebih terkenal dengan sebutan Imam
Malik. Beliau dilahirkan di kota Madinah al Munawwaroh (Saudi Arabia). Semenjak
mudanya ia terkenal sebagai individu yang menguasai beragam bidang ilmu.
Sebagaimana kakek dan ayahnya yang termasuk ulama hadis terpandang di Madinah,
ajarannya juga mengutamakan penggunaaan dan pegambilan hukum berdasarkan hadis
dan ant penggunaan qiyas, kecuali dalam masalah-masalah yang tidak ada
nash-nya. Oleh karena itulah, sokolah yang didirikannya di madinah terkenal
dengan “Sekolah Hadits”.
Di
Madinah itu pula ia seringkali mengajar banyak orang, dan tentu saja banyak
orang yang merasa tertarik untu diajarkan olehnya. Salah satu murid dari Imam
Malik yang terkenal adalah Imam Syafi’i, yang dikemudian hari mengembangkan
interpretasi syar’inya sendiri sehingga terciptalah mazhab syafi’i. Selain
kepada masyarakat luas, ternyata khalifah juga meminta untuk diajarkan olehnya.
Pada saat itu yang menjadi khalifah adalah al Mansyur, yang dikabarkan pernah
terlibat perselisihan dengan Imam Hanafi.
Ada
cerita yang layak untuk disampaikan mengenai kisah belajarnya Khalifah al
Mansyur kepada Imam Malik. Alkisah pada daat Imam Malik dan Khalifah sedang
membahas sebuah hadit, khalifah mengucapkan sesuatu dengan sangat keras,
akibatnya Imam Malik marah dan berkata kepadanya untuk jangan melengking jika
sedang membahas hadis Nabi. Khalifah pun yang notabene adalah pemimpin negara
pada saat itu tidak menentangnya ataupun mengirimkannya ke penjara oleh karena
hal tersebut.
Keseganan
khalifah untuk menghukum Imam Malik juga terlihat saat Imam Malik dituduhkan
terlibat pemberontakan melawan Khalifah al Mansyur. Pada peristiwa yang terjadi
di tahun 762 itu, Imam Malik dihukum dengan didera oleh gubernur Madinah yang
menjadi bawahan khalifah. Namun saat khalifah mendengar kabar tersebut, sang
pemimpin negara tersebut marah dan menghukum gubernur itu seraya menyuruhnya
untuk meminta maaf kepada Imam Malik. Tidak merasa puas dengan hal tersebut,
khalifah juga memintanya bermukim di Bagdad untuk menjadi salah seorang
penasihatnya. Khalifah juga mengirimkan uang dengan jumlah yang banyak untuk
keperluan perjalan sang Imam. Namun semua tawaran khalifah tersebut ditolak
oleh Imam Malik.
Salah
satu alasan untuk menolak keinginan khalifah al Mansyur adalah karena Imam
Malik telah sangan mencintai kota kelahirannya, yaitu Madinah al Munawwaroh.
Pada usia delapan puluh tahun Imam Malik meninggal dunia di kota yang sangat
disayanginya tersebut.
Salah
satu buku terkenal yang ditulis oleh Imam Malik adalah al Muwatta yang
berisi kumpulan hadis yang dikumpulkan oleh beliau. Buku yang bernilai ini juga
tidak luput dari kritik. Banyak hadits yang dikritisi oleh slaah satu murid
kesayangan Imam Malik yaitu Imam Syafi’i. Sehingga seringkali Imam Malik
merevisi buku tersebut dengan cara menbung banyak hadits dari bukunya tersebut.
Mengenai
hal ini seseorang yang bernama az Zarqni berkata, “Sesungguhnya Imam Malik
memuat dalam bukunya al Muwatta empat ribu hadis lebih. Ketika ia meninggal
dunia hanya tersisa seribu hadis lebih. Ia pangkas setiap tahunnya denagn
pertimbangan bahwa itu lebih berguna bagi kaum Muslimin dan lebih baik bagi
agama”.
Semoga
Allah SWT memberikan kasih sayang-Nya kepada beliau sehingga beliau mendapat
kenikmatan dan pahala yang berlimpah dari perjalanan hidupnya.
[ILMUWAN
MUSLIM @KawaniBlog]
Category: ILMUWAN MUSLIM, Recent Post, ULAMA SALAF
0 komentar