Imam Syafi’i – Mufti Muda Mekkah (767-820)
Imam Syafi’i
– Mufti Muda Mekkah (767-820)
Ada empat
tokoh yang dikenal sebagai pendiri mazhab di dalam Islam. Salah satunya adalah
Asy Syafi’i atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Syafi’i. Beliau adalah
tokoh ketiga yang dikenal sebagai tokoh pemersatu perselisihan dari
pemikiran-pemikiran yang terdapat antara dua mazhab sebelumnya (mazhab Hanafi
dan Mazhab Maliki).
Imam
Syafi’i dilahirkan di Kota Gaza – Palestina, beliau mempunyai nama lengkap
yaitu Abu Abdullah muhammad bin Idris Asy Syafi’i. Beliau sudah kehilangan
sosok ayah semenjak masih berusia dua tahun, kemudian ibundanya mengajak pindah
ke Madinah untuk menetap dengan keluarganya yang masih ada di sana.
Imam Syafi’i
juga dikenal sebagai anak yang cerdas. Apabila Ibnu Sina menghafal Al-Qur’an
pada usia sekitar sepuluh tahun, sedangkan Asy Syafi’i menghafal Al Qur’an di
usia sembilan tahun.
Pada usia
akil balig (15 Tahun), Imam Syafi’i telah diangkat sebagai mufti di kota
Mekkah. Bagi orang dimasa itu jabatan tersebut suatu jabatan yang sanagt
prestisius. Apalagi dicapai oleh seseorang yang baru saja menginjak usia
sebagai seorang pemuda. Sehingga banyak yang kagum kepadanya.
Pada usia
kepala dua, Imam Syafi’i pergi untuk belajar kepada Imam Malik, tokoh pendiri
mazhab Maliki. Mengetahui akan ada seseorang yang cerdas ingin belajar darinya,
membuat Imam Maliki senang bukan kepalang. Imam Syafi’i pun disambutnya dengan
sukacita. Mereka seringkali berdialog delam membicarakn suatu masalah
berkaitan dengan penyelesaian secara
syar’i.
Pengajaran
yang intens itu berakhir ketika Imam Malik meninggal pada saat Imam Asy Syafi’i
berusia dua puluh tahun. Tidak diketahui apakah karena kesedihan yang mendalam
atau karena hal lain, ia segera meninggalkan Madinah untuk menuju Yaman. Disana,
ia mengajar dan bertemu dengan jodohnya, Siti Hamidah bin Nafi, yang memberinya
tiga orang anak, yaitu Abdullah, Fatimah dan Zainab.
Namun, di
Yaman, ia dituduh terlibat dalam pemberontakan terdepat kekhalifahan. Akibatnya
ia ditahan dan diangkit ke Bagdad untuk menjalani introgasi atau pemeriksaan
lebih lanjut. Di kota ‘1001 malam’ tersebut ia terbukti tidak bersalah. Khalifah
saat itu, Harun Ar Rasyid, melihat terdapat banyak potensi pada diri Imam Syafi’i
sehingga Khalifah memintanya untuk mengajar di Bagdad. Imam Syafi’i tentu saja
terkejut dan bersyukur karena pada awalnya ia dituduh berkomplot dan dapat
dihukum mati, namun pada akhirnya ia malah diminta oleh khalifah untuk mengajar
di ibukota Kekhalifahan.
Setelah
beberapa tahun di Bagdad, ia kembali ke Mekkah untuk mengajar di sana selama
belasan tahun. Murid yang diajarnya tidak hanya penduduk mekkah, tetapi juga
jemaah haji mancanegara yang datang setiap tahun ke sana untuk menunaikan rukun
Islam yang kelima.
Di awal
usia empat puluh tahun, ia kembali lagi ke bagdad untuk mengajar di sana. Tapi tidak
lama ia berada di Ibukota, karena datangnya permintaan mengajar dari Mesir oleh
penguasa negeri tersebut. Akhirnya ia menetap di Mesir hingga wafat di usia 53
tahun.
Sebelum
Imam Syafi’i mengembangkan interprestasinya akan berbagai permasalahan dalam
berbagai kasus secara syar’i, terdapat perselisihan yang tajam antara mazhab
Hanafi yang lebih mementingkan qiyas (analogi) di satu sisi dengan mazhab
maliki yang lebih mementingan hadis dan anti penggunaan qiyas kecuali dalam
masalah-masalah yang tidak ada nash-nya.
Imam Syafi’i
dapat dianggap sebagai pihak yang cukup berhasil dalam mengambil yang terbaik
antara dua mazhab tersebut. Hal ini selain karena ia telah belajar denagn cukup
mendalam dengan Imam Malik, ia juga sering berdialog dengan tokoh-tokoh dari
mazhab Hanafi ketika ia berada di Bagdad.
Adapun mengenai Kitab-kitab
Karya Imam Syafi`i.
1. Al-Risalah al-Qadimah (kitab al-Hujjah)
2. Al-Risalah al-Jadidah.
3. Ikhtilaf al-Hadits.
4. Ibthal al-Istihsan.
5. Ahkam al-Qur`an.
6. Bayadh al-Fardh.
7. Sifat al-Amr wa al-Nahyi.
8. Ikhtilaf al-Malik wa al-Syafi`i.
9. Ikhtilaf al- Iraqiyin.
10. Ikhtilaf Muhammad bin Husain.
11. Fadha`il al-Quraisy
12. Kitab al-Umm
13. Kitab al-Sunan
1. Al-Risalah al-Qadimah (kitab al-Hujjah)
2. Al-Risalah al-Jadidah.
3. Ikhtilaf al-Hadits.
4. Ibthal al-Istihsan.
5. Ahkam al-Qur`an.
6. Bayadh al-Fardh.
7. Sifat al-Amr wa al-Nahyi.
8. Ikhtilaf al-Malik wa al-Syafi`i.
9. Ikhtilaf al- Iraqiyin.
10. Ikhtilaf Muhammad bin Husain.
11. Fadha`il al-Quraisy
12. Kitab al-Umm
13. Kitab al-Sunan
Masih banyak
sebenarnya kisah hidup Imam Syafi’i kalau di gali lagi dan dari berbagai sumber
yang sudah dituis oleh ulama dan cendikiawan muslim maupun selainnya. Ini hanyalah
kisah singkat untuk memacu setiap generasi muslim untuk menggali dan
menyelidiki berbagai pemikiran dan karya yang sudah dibuat oleh Imam Syafi’i. Dan
mudah mudaha kita bisa menconto dan mengambil pelajaran dari kisah hidup Imam
Syafi’i ini. Amin... Wallahu ‘Alam Bish Shoab.
50
Ilmuwan Muslim Populer. Muhammad Razi
[ILMUWAN
MUSLIM - Kawani]
Category: ILMUWAN MUSLIM, Recent Post, ULAMA SALAF, USHUL FIQH
0 komentar