KEUNTUNGAN BERAMAL SHALEH
Salah satu keharusan terpenting yang harus diwujudkan oleh
setiap mu’min adalah beramal shaleh. Karena itu di dalam Al-Qur’an dan Al
Hadits, kita dapati begitu banyak perintah untuk beramal shaleh bagi
orang-orang yang telah mengaku beriman. Bentuk amal shaleh itu sendiri amat banyak,
setiap perbuatan seorang muslim sejak bangun tidur di pagi hari hingga tidur
lagi di malam hari pada dasarnya bisa dinilai sebagai amal yang shaleh manakala
memenuhi tiga kriteria. Pertama, niat yang ikhlas karena Allah Swt. Kedua,
benar dalam melaksanakannya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah dan
Rasul-Nya. Ketiga, tujuannya adalah untuk mencari ridha Allah Swt.
Di dalam Al-Qur’an, ada banyak keuntungan yang akan
diperoleh bagi setiap mu’min yang beramal shaleh, baik dalam kehidupannya di
dunia maupun di akhirat. Dalam tulisan yang terbatas ini, akan kita bahas
beberapa ayat saja.
1. Memiliki Rasa Kasih dan Sayang.
Kasih sayang merupakan salah satu sifat penting yang harus
dimiliki manusia. Adanya rasa kasih sayang terhadap sesama membuat manusia
tidak hanya mementingkan dirinya sendiri atau tidak bersifat individual. Rasa
kasih sayang yang dimiliki seorang mu’min membuat dia siap membantu mengatasi
persoalan orang lain. Rasa kasih dan sayang telah membuat Sahabat Abu Bakar Ash
Shiddik membantu Bilal bin Rabah dengan membebaskannya dari perbudakan meski
dengan pengorbanan uang dalam jumlah yang banyak. Rasa kasih sayang juga telah
membuat Sahabat Utsman bin Affan mengorbankan hartanya untuk membeli kebutuhan
pangan dalam jumlah yang banyak untuk membantu masyarakat yang dilanda
kelaparan. Begitulah para sahabat lain dan orang-orang yang memiliki iman
dengan amal shaleh yang banyak.
Rasa kasih dan sayang juga membuat seorang mu’min merasa
memiliki tanggung jawab perbaikan terhadap mu’min lainnya, karenanya wujud dari
sikap ini adalah adanya rasa tanggung jawab untuk menunaikan tugas da’wah guna
memperbaiki sikap dan kepribadian seorang muslim.
Dalil yang menyebutkan anugerah Allah terhadap orang yang
bermal shaleh berupa rasa kasih sayang disebutkan dalam firman Allah yang
artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, kelak Allah
Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang (QS
19:96).
2. Kehidupan Yang Baik.
Kehidupan yang baik merupakan dambaan bagi setiap orang.
Hidup yang baik adalah kehidupan yang dijalani tanpa mengabaikan ketentuan
Allah dan Rasul-Nya sehingga kehidupannya menjadi berkah, bermanfaat besar bagi
diri, keluarga dan masyarakatnya. Kata thayyibah (baik) juga digunakan
Al-Qur’an untuk menyebut kalimat tauhid yang diumpamakan seperti pohon yang
baik. Pohon yang thayyibah adalah pohon yang akarnya teguh menancap ke dalam
bumi dan cabangnya menjulang ke langit sehingga menghasilkan buah yang banyak
yang tentu saja bermanfaat besar bagi manusia, juga bibit yang banyak bagi
pertumbuhan pohon yang baru lagi, Allah berfirman yang artinya: Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti
pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (QS
14:24-25).
Anugerah kehidupan yang baik diberikan Allah Swt kepada
orang-orang yang beramal shaleh dengan landasan iman kepada-Nya. Allah
berfirman yang artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan
(QS 16:97).
Dengan demikian, kehidupan yang baik bagi seorang mu’min
adalah kehidupan yang berdaya guna tinggi, sehingga manfaatnya bisa dirasakan
oleh orang lain. Bagi seorang mu’min, adanya menggenapkan dan tidak adanya
mengganjilkan, bukan ada atau tidak ada sama saja. Karena itu, Rasulullah Saw
dalam satu haditsnya menyatakan:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk
orang lain (HR. Qudha’i dari Jabir ra)
Agar kehidupan manusia dapat berjalan dengan baik dan
berdaya guna tinggi, maka Allah Swt menurunkan sejumlah peraturan, meskipun
peraturan itu ada kalanya kurang menyenangkan manusia sehingga ada manusia yang
kurang menyenangi peraturan tersebut, tapi justeru hal itu untuk kepentingan
manusia juga. Sama halnya dengan peraturan lalu lintas di perjalanan, kita
kurang senang dengan adanya lampu lalu lintas, tapi justeru hal itu untuk
kebaikan manusia dalam perjalanannya. Betapa kacau jalan raya dengan kendaraan
yang padat manakala dengan banyak persimpangannya itu tidak menggunakan lampu
lalu lintas. Peraturan itu diturunkan oleh Allah Swt, karena Dialah yang lebih
tahu tentang manusia; sehingga Dia lebih tahu tentang peraturan apa yang lebih
tepat untuk manusia, sekaligus tidak memiliki kepentingan apa-apa terhadap
mereka. Karenanya agama merupakan peraturan Allah yang mengantarkan manusia pada
kebaikan hidup di dunia maupun di akhirat.
3. Pahala Yang Besar.
Di dalam ayat di atas (QS 16:97), orang yang beramal shaleh
dengan landasan iman kepada Allah Swt juga akan diberi balasan pahala yang
lebih besar dari amal yang mereka lakukan sendiri. Ini merupakan keistimewaan
tersendiri bagi mu’min yang beramal shaleh. Allah Swt memang akan
melipatgandakan balasan pahala dari amal shaleh seseorang. Di dalam ayat lain
Allah Swt berfirman yang artinya: Barangsiapa membawa amal yang baik, maka
baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa
perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) (QS 6:160).
Bahkan adakalanya amal shaleh seorang mu’min itu akan terus
mengalir pahalanya meskipun dia sudah meninggal dunia, inilah yang sering
disebut dengan amal jariyah, seperti waqaf, ilmu yang diajarkan kepada orang
lain sehingga orang itu mengamalkannya untuk kebaikan, meninggalkan anak yang
shaleh sehingga anak itu beramal dan berdo’a, dan sebagainya. Allah berfirman
yang artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka
bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya (QS 95:3-6).
Dengan imbalan pahala yang besar itu, seorang mu’min akan
terus memperbanyak amal shalehnya, karena memang semakin banyak pahala amal
shaleh, akan semakin bahagia dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. Imbalan
pahala yang besar tidak membuat seorang mu’min tidak bergairah dalam beramal
shaleh karena sudah merasa memiliki pahala yang banyak. Bagi mu’min yang
sejati, semakin banyak pahala, semakin baik, karena hal itu menjadi bekal
baginya untuk bisa berjumpa dengan Allah Swt, Allah berfirman yang artinya:
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah
kepada-Nya (QS 18:110).
Dengan demikian, semakin jelas bagi kita bahwa sebagai
mu’min, keimanan kita itu memang harus kita buktikan dengan amal yang shaleh,
apalagi banyak keutamaannya dalam kehidupan kita di dunia maupun di akhirat. Wallhu ‘Alam
Category: Artikel Islam, MUHASABAH
0 komentar