KENAPA HARUS PUASA 6 HARI DI BULAN SYAWAL???
Puasa Syawal kita tahu
memiliki keutamaan yang besar. Sehingga tidak asing lagi bagi seorang muslim
untuk mengerjakannya. Lalu bagimana dalil / nash tentang puasa 6 hari di bulan
syawal itu kemudian bagaimana tata caranya mari kita simak artikel dibawah
ini!!!
Kita tahu bersama bahwa
puasa Syawal itul punya keutamaan, bagi yang berpuasa Ramadhan dengan sempurna
lantas mengikutkan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapatkan
pahala puasa setahun penuh. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ
الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa
Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti
setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Itulah dalil dari jumhur
atau mayoritas ulama yag menunjukkan sunnahnya puasa Syawal. Yang berpendapat
puasa tersebut sunnah adalah madzhab Abu Hanifah, Syafi’i dan Imam Ahmad.
Adapun Imam Malik memakruhkannya. Namun sebagaimana kata Imam Nawawi
rahimahullah, “Pendapat dalam madzhab Syafi’i yang menyunnahkan puasa Syawal
didukung dengan dalil tegas ini. Jika telah terbukti adanya dukungan dalil dari
hadits, maka pendapat tersebut tidaklah ditinggalkan hanya karena perkataan
sebagian orang. Bahkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah
ditinggalkan walau mayoritas atau seluruh manusia menyelisihinya.
Sedangkan ulama yang
khawatir jika puasa Syawal sampai disangka wajib, maka itu sangkaan yang sama
saja bisa membatalkan anjuran puasa ‘Arafah, puasa ‘Asyura’ dan puasa sunnah
lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51)
Seperti Berpuasa Setahun
Penuh
Kenapa puasa Syawal bisa
dinilai berpuasa setahun? Mari kita lihat pada hadits Tsauban berikut ini,
عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « مَنْ صَامَ
سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ
بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)
Dari Tsauban, bekas budak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal
setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena
siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan
semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al
Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Disebutkan bahwa setiap
kebaikan akan dibalas minimal dengan sepuluh kebaikan yang semisal. Ini menunjukkan
bahwa puasa Ramadhan sebulan penuh akan dibalas dengan 10 bulan kebaikan puasa.
Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal akan dibalas minimal dengan 60 hari
(2 bulan) kebaikan puasa. Jika dijumlah, seseorang sama saja melaksanakan puasa
10 bulan + 2 bulan sama dengan 12 bulan. Itulah mengapa orang yang melakukan
puasa Syawal bisa mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh.
Bagaiman Tata Cara Puasa
Syawal????
1- Puasa sunnah Syawal
dilakukan selama enam hari
Sebagaimana disebutkan
dalam hadits bahwa puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari. Lafazh hadits
di atas adalah: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam
hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no.
1164).
Dari hadits tersebut,
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah
berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).
2- Lebih utama dilaksanakan
sehari setelah Idul Fithri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih
di bulan Syawal.
Syaikh Muhammad bin Sholih
Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Para fuqoha berkata bahwa yang lebih
utama, enam hari di atas dilakukan setelah Idul Fithri (1 Syawal) secara
langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’,
6: 465).
3- Lebih utama dilakukan
secara berurutan namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga
berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah
yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang
diperintahkan.” (Idem)
4- Usahakan untuk
menunaikan qodho’ puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal
yaitu puasa setahun penuh.
Ibnu Rajab Al Hambali
rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan,
hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan
membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih
utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).
Begitu pula beliau
mengatakan, “Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari
puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah
qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik. Inilah yang dimaksud dalam hadits
yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari
di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika
menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam hari di bulan
Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif,
hal. 392).
5- Boleh melakukan puasa
Syawal pada hari Jum’at dan hari Sabtu.
Imam Nawawi rahimahullah
mengatakan, “Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada
hari Jum’at secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau
sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar
karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jum’at, maka tidaklah
makruh.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab, 6: 309).
Hal ini menunjukkan masih
bolehnya berpuasa Syawal pada hari Jum’at karena bertepatan dengan kebiasaan.
Adapun berpuasa Syawal pada
hari Sabtu juga masih dibolehkan sebagaimana puasa lainnya yang memiliki sebab
masih dibolehkan dilakukan pada hari Sabtu, misalnya jika melakukan puasa
Arafah pada hari Sabtu.
Wallahu ‘Alam [Artikel
Islam] @Sumber
Category: Artikel Islam, Motivasi, Recent Post
0 komentar