KURIKULUM DAN TEORI BELAJAR
KURIKULUM DAN TEORI BELAJAR
Disusun untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :Dr. Amir
Mahrudin, M.Pd.I
Disusun oleh : Wandi
Budiman : F.1010297
A.Latar Belakang
Pendidikan sebagai baigian
dari sistem sosial tidak terlepas juga dari hal tertentu. Pendidikan merupakan
kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang berkaitan erat satu sama
lainnya; di mana proses pendidikan dipahami sebagai interaksi antara komponen
yang satu dengan yang lainnya guna mencapai tujuan pendidikan. Perpadoan
ke-harmonisan dan keseimbangan serta interaksi unsur-unsur esensial pendidikan,
pada tahap operasional dipandang sebagai faktor yang sangat menentukan
keberhasilan pendidikan. Diantara hal yang perlu diperhatikan untuk menujang
dan merelisasikan tujuan pendidikan adalah pengembanan kurikulum pendidikan.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam keseluruhan
kegaitan pendidikan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah pengembangan kurikulum pendidikanIslam.
2. Untuk memperdalam
wawasan keilmuan mengenai kurikulum dan teori belajar.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum dan
Teori Belajar
A.1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis,
kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan
curere yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia
olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.[1]
Zakiah Daradjat berpendapat
bahwa kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan
dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.[2]
Menurut Abdul Qadir Yusuf
dalam kitabnya At Tarbiyah wal Mujtama’ mendefinisikan kurikulum yaitu:
المنهج في التربية الحد يثة با نه مجمو عة خبرات وتجا رب تعلم الا
طفال تحت ارشا د المدرسة
Kurikulum adalah sejumlah informasi dan pengalaman yang
dijadikan dasar dalam proses belajar mengajar siswa dibawah koordinasi
sekolah.[3]
A.2. Pengertian Teori Belajar
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) teori adalah pendapat yg didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; penyelidikan eksperimental yang
mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi.
Menurut (Snelbecker, 1974
dalam Dahar, 1988: 5) Teori adalah sejumlah proposisi yang terintegrasi secara
sintaktik dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan
peristiwa-peristiwa yang diamati. Proposisi yang terintegrasi secara sintaktik,
artinya, kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat
menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi lainnya dan
juga pada data yang diamati
Pendapat lainya tentang
teori adalah Teori adalah serangkaian variabel, definisi/ dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai suatu
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah.
Sedangkan belajar Menurut
KBBI adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berubah tingkah laku atau
tanggapan yg disebabkan oleh pengalaman.
Pendapat lainya mengatakan
bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa
penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan
pengalamannya. Sehingga, setelah belajar
peserta didik harus ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti memiliki
kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya bertambah.
Jadi teori belajar adalah
sebuah gagasan atau ide tentang proses belajar yang bertujuan untuk menigkatkan
kualitas hasil dari kegiatan belajar mengajar.
Bruner mengemukakan bahwa
teori pembelajaran adalah preskriptif dan deskriptif. Preskriptif karena tujuan
utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal,
sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan
proses belajar.
B. Macam – Macam Teori
Belajar
Ada tiga kategori utama
atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar
behaviorisme, teori belajar
kognitivisme, dan teori belajar
konstruktivisme.
Teori belajar behaviorisme
hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat
melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan
konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun
atau membangun ide-ide baru atau konsep.
B.1. Teori belajar
Behaviorisme
Teori behavioristik adalah
sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan
model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
B.2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif
mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang
yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang mengembangkan
teori kognitif ini adalah Ausubel,
Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan
yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang
memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan
atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta
didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar
Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat
membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Dengan teori
konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea
dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung
dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung
dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Sedangkan, perkembangan
kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan
ketidakseimbangan dan keadaan keseimbangan. Tahap perkembangan kognitif siswa
dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan siswa
mengkonstruksi ilmu berbedabeda berdasarkan kematangan intelektual siswa (Dahar
dikutip Hamzah 2006:4).Berkaitan dengan siswa dan lingkungan belajarnya menurut
pandangan konstruktivisme terbagi atas beberapa bagian yaitu :
1. Siswa tidak dipandang sebagai
sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan,
2. Belajar mempertimbangkan
seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa
3. Pengetahuan bukan sesuatu
yang datang dari luar melainkan dikontruksi personal
4. Pembelajaran melibatkan
pengaturan situasi kelas.[4]
Daftar Bacaan:
1.Daradjat, Zakiah.dkk.
2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
2. Ramayulis. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia
3. Makalah Penerapan
Kurikulum Berasaskan Tauhid di Universitas Djuanda oleh Dr. Endin Mujahidin, M.Si pada Seminar
dan Loka Karya Tauhid World View Universitas Djuanda “Kurikulum Berasaskan
Tauhid” tanggal 20 Januari 2012 di Universitas Djuanda Bogor.
4. Hernawan, Asep Hery.
dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Universitas
Terbuka
[1] Prof. Dr. Ramayulis.
Ilmu Pendidikan Islam (jakarta:2010) hal150
[2] Dr. Zakiah darajat.dkk.
IlmuPendidikan islam (jakarta : 2011) hal 122
[3] Disampaikan oleh Dr.
Endin Mujihidin “Penerapan kurikulum Berbasis Tauhid di Universitas Djuanda”
dalam seminar dan loka karya tauhid world view “ kurikulum berasaskan tauhi” di
Universitas Djuanda Bogor pada tanggal 20 januari 2012
[4] Alim Sumarno, M.Pd
Category: Makalah, Pendidikan
0 komentar