AL-GHAZALI - HUJJATUL ISLAM
Salah
satu buku fenomenal yang sampai sekarang sering dikaji oleh banyak orang yang
mendalami teologi Islam adalah Ihya Ulum Ad Din (Kebangkitan Kembali Ilmu-Ilmu
Agama). Baik orang yang telah mendalami ajaran Islam maupun orang yang ingin
mengenal Islam, akan merasakan banyak sekali manfaat yang didapat jika membaca
buku ini. Bagi pihak pertama, buku ini ibarat mata air yang takan kunjung habis
karena kajian spiritual yang terdapat di dalamnya. Sedangkan bagi pihak yang
kedua, isi yang terkandung didalamnya relatif dapat membuat seseorang merasakan
ajaran ortodoksi Islam secara langsung.
>>>>>>>>>>>>Al-Ghazali
- Hujjatul Islam (1058-1111)<<<<<<<<<<<<
Masa
kecil Al-Ghazali
Penulis
karya terkenal ini yaitu Al-Ghazali dilahirkan di desa Ghazalah ddekat dengan
kota Thus yang merupakan daerah perbatan antara Turmenistan dan Iran.
Pengembaraan
cahaya Ilmu
Keluarga
Al-Ghazali dikategorikan sebagai keluarga kurang mampu. Meskipun demikian hal
itu tidak menghalangi Al-Ghazali untuk memiliki tekad yang sangat kuat untuk
belajar. Tekad ini ditunjukan dengan pengembaraan yang dilakukannya ke berbagai
daerah, diantaranya Jurjan (Turkmenistan) dan Naysabur (Iran).
Menjadi
seorang Pengajar
Dalam
pengembaraannya, tidak jarang ia mendapat pujian dari para guru yang
mengajarkannya. Salah satu pujian yang pernah diterimanya adalah, “Al-Ghazali
adalah lautan luas”. Tidak mengherankan jika diusia 33 tahun ia diangkat
menjadi pengajar di ibukota kekhalifahan, Baghdad. Tempat ia mengajar bukanlah
tempat sembarangan, tetapi merukan tempat pendidikan tinggi yang terkemuka
dimasa itu, yaitu “Nizamiyyah”.
Menulis
Buku Tahafut al Falasifah
Bagdad
sendiri pada masa itu ibarat kota-kota megapolitan di era sekarang. Para
penduduknya lebih suka hanyut dalam kubangan kesenangan duniawi sehingga
terkesan melupakan atau melecehkan spiritual dan ajaran agama. Al-Ghazali yang
berasal dari daerah yang tidak dapat dikatan sama dengan Bagdad, mengalami kejut
budaya setelah mengalami sendiri hidup di tengah masyarakat Bagdad.
Salah
satu kubangan yang mengusi hatinya adalah begitu berlebihannya orang-orang
dalam mengagung-agungkan filsafat. Namun, bukan berarti Al-Ghazali langsung
anti terhadap berbagai hal yang berbau filsafat. Ia bahkan mempelajari beragam
ajaran filsafat yang membuatnya semakin yakin untuk membuat suatu karyanya yang
terkenal yaitu Tahafut al Falasisah (Kebingungan para Filsuf).
Kesederhanaan
Hidup
Al-Ghazali
terkenal akan kesalehan dan kesederhanaanya. Walaupun ia telah cukup lama
tinggal di Bagdad, namun pada masa pensiunnya ia lebih menyukai kehidupan yang
sederhana dikampung halamannya sendiri. Disana, ia mengisi sebagian waktunya
untuk mengajar di madrasah yang dibuat di samping rumahnya. Sang pemikir Islam
terkenal dengan sebutan “Hujjatul Islam” (Pembela Islam) telah kembali kepada
sang Rabbnya di Usia ke-57 Tahun. Semoga Allah menempatkan beliau di tempat
yang tertinggi disisi-Nya.
Sumber:
Muhammad Razi- 50 Ilmuwan Muslim Populer
Wallahu ‘Alam (Ilmuwan Muslim)
Category: ILMUWAN MUSLIM, Recent Post
0 komentar