PELAJARAN DARI IBADAH KUR'BAN
Hari ini saya kebagian
giliran ngisi KULKAS (Kuliah ringkas) di Masjid Amaliah Universitas Djuanda.
Hari ini merupakan hari Arofah yaitu hari ke sembilan di bulan Dzulhijah.
cari-cari materi alhamdulillah dapet dari buku "Ceramah Apa ya Hari
ini" judulnya Mengambil Pelajaran dari Ibadah Kur'ban. Ini isi Kajiannya,.
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ
إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
123.
kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanif" dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang
mempersekutukan tuhan. QS. An-Nahl [16] 123
salah satu millah atau
ajaran Nabi Ibrahim yang masih lestari dan dijalankan oleh ummat Muhammad
(Ummat Muslim) adalah ibadah Kurban.
Ibadah kurban adalah
ungkapan bagi penyembelihan hewan yang dilakukan pada hari raya idul adha.
Ibadah ini dinamakan kurban karena semata-mata di lakukan untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Kurban adalah ibadah yang tidak dapat dipisahkan dengan
sejarah Nabi Ibrahim dan Putranya, Ismail as,
Kala itu Ibrahim yang baru
saja dikaruniai putra yang sekian lama ia harapakan, mendpatkan perintah dari
Allah untuk menyembelih putranya. Sebuah ujian yang sangat berat bagi Ibrahim
mengingat Ismail adalah anak yang lucu dan amat ia cintai. Akan tetapi, rasa
cinta beliau kepada sang putra tidak melebur dan meluluhkan cintanya kepada
Allah. Malah, ketika Ibrahim memberi tahu Ismail bahwa beliau mendapat perintah
dari Allah agar menyembelihnya, dengan suka rela Ismail bersedia menunaikan
perintahnya.
Karena kepatuhan dan
kerelaan Ibrahim dan Ismail dalam menjalankan perintah ini, maka Allah
mengganti Islamil dengan seekor kambing kibas dan dengan begitu Ismail tidak
jadi disembelih. Kerelaan dan kepatuhan telah mengantarkan Ibrahim dan putranya
Ismail Lulus dalam menghadapi ujian dari Allah. Sampai sekarang ibadah kurban
ini masih terus dilestarikan oleh kaum muslimin. Bahkan, sebagian ulama
berpendapat hukumnya sunnah muakkadah.
Dasar ibadah kurban dapat
kita lihat dalam firman Allah swt dalam QS. Al-Kaitsar [108]:1-3:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْإِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
1. Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
3. Sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu Dialah yang terputus
Dalam ayat tersebut Allah
menyebutkan dua ibadah secara khusus yaitu sahhlat dank urban. Hal ini
disebabkan, shalat dank urban adalah ibadah yang paling utama untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Shalat meliputi ketundukan dalam hati dan anggota badan, sedangkan
kurban ialah bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
mngorbankan barang paling utama yang dimiliki hamba serta mengeluarkan harta
yang mengantarkan jiwa kepada cinta Allah.
Semangat berkurban Nabi
Ibrahim dan Putranya Ismail seharusnya tidak hanya dimaknai sekedar menyembelih
kurban saja, akan tetapi harus lebih dalam lagi dengan cara bagaimana jiwa
pikiran kita mau ikut berkurban demi kepentingan menegakkan kalimat Allah di
muka bumi.
Kita jangan sampai
dilalikan oleh harta benda, anak-anak, dan segala bentuk kemewahan dunia dari
ingat kepada Allah. Bahkan sebaliknya kita harus menjadikan harta benda dan
anak-anak keturunan kita sebagai sarana untuk melakukan ketaatan kepada Allah.
Hal ini telah diperingatkan Allah dalam firman-Nya, QS. Al-Munafiqun [63]:9
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ
أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ
فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
9.
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah
orang-orang yang merugi.
Berkurban dalam kontek
lebih luas tidak harus selalu berupa materi yang berbentuk uang atau harta
benda karena tidak semua orng memiliki semua itu. Berkurban bias berbentuk
tenaga, pikiran atu perbuatan. Itulah yang sekarang mulai luntur dari jiwa kaum
muslimin.
Banyak hal yang dapat kita
korbankan untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana, berupa
banjir, tsunami, tanah longsor dan lainnya. Misalnya dengan cara mengumpulkan
dana untuk mereka, memberikan sebagian harta kita kepada mereka, membantu
mereka mendirikan tempat tingga, dan mengajarkan ilmu pengetahuan.
Jia kita mau berkaca pada
semangat berkurban Nabi Ibrahim dan putranya Ismail, sesunggguhnya mengorbankan
harta benda belumlah seberapa beratnya. Lebih dari itu, kita harus meneladani
Nabi Ibrahim yang dengan penuh keihklasan rela mengorbankan untuk anak yang
dicintainya semata-mata demi Allah. Sebgaiman Allah berfirman dalam QS. QS.
Al-Mumtahanah [60]:4
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي
إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia; (QS. QS. Al-Mumtahanah [60]:4)
Ibadah kurban ialah salah
satu bentuk rasa syukur atas nikamat Allah, harus mampu membangunjiwa kita
menjadi sosok yang peka terhadap lingkungan sekitar dan peduli terhadap
saudar-saudar yan gkurang mampu. Jangan samapi semangat hanyalah menjadi ritual
tahunan yang kering makna. Semangat berkurban juga harus mampu menumbuhkan rasa
solidaritas dan menumbuhkan jiwa social kita yang sudah lama membeku. Berkurban
dengan menyembelih kambong atau sapi memeng memiliki banyak keutamaan. Akan
tetapi ada makna mulia yang dapat kita tangkap dari semangat berkurban. Dengan
demikian dimensi social dan semangat berkurban dapat kita teladani dengan baik.
Akhirnya, marilah kita
berdo’a kepada Allah, semoga kita termasuk golongan hamba-hamba Allah yang suka
berkurban untuk sesama. wallahu a'lam
(Fahrur Muis dan Muhammada Suhadi. 2010. Hari
Ini Saya Cemah Apa? Pegangan Praktis dan Cerdas Para Santri Kota. MQ
Publishing: Bandung)
Category: Artikel Islam, Kultum